Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Bola

Final Piala Presiden: Juaranya Rakyat Indonesia

18 Oktober 2015   18:55 Diperbarui: 18 Oktober 2015   19:49 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatian seluruh rakyat Indonesia malam ini tertuju ke stadion utama Gelora Bung Karno. Penggemar mania bola sepak yang berkesempatan hadir menatap langsung gocekan Tintus Boney  dan Zulham Zamrun tentu berbesar hati karena telah berhasil masuk ke gelanggang olahraga terbesar di kawasan Asia.  Sedangkan rakyat yang tidak berpeluang menonton langsung bisa jadi karena berada nun jauh dipelosok nusantara,  pasti saat ini sudah berada di depan televisi.

Inilah hiburan pesta akbar rakyat tidak peduli dia berkantong tebal ataupun yang berkantong tipis, semua sama mania bola.  Oleh karena itu bolehkan awak berasumsi bahwa sepak bola adalah alat perekat bangsa.  Bola sepak di negeri ini menjadi pemersatu rakyat tidak peduli dia bobotoh atau lasykar wong kito galo.  Sejatinya di hati masing masing pendukung fanatik Persib dan Sriwijaya FC menyadari bahwa paham ke sukuan atau cinta daerah asal  adalah pengenjawantahan dari cinta indonesia asli.

Siapapun dia pastilah menginginkan setiap pemain terpilih terjun kelapangan hijau malam ini wajib hukumnya menampilkan ketrampilan terbaik. Bukan saja itu tuntutan mania bola, akan lebih indah apabila pelatih berhasil mengkondisikan anak asuhnya dengan jiwa sportivitas olahraga sejati.  Bermain keras berbeda dengan bermain kasar, kita semua tahu akan hal itu.  Makanya kepada wasit  kita berharap beliau mampu  menjalankan tugas secara profesional, bersikap netral dan adil dalam setiap mengambil keputusan.

Wasit paham mana sliding tackle yang " jahat " dengan sliding tackle yang "menawan" .  Cara mengambil bola di kaki lawan sungguh indah dan enak ditonton ketika pemain bagian pertahanan di depan gawang melakukannya  dengan sangat cantik tanpa bermaksud menciderai. Inilah tontonan kelas dunia yang mampu disuguhkan kedepan 100.000 lebih penonton di GBK dan ratusan juta di depan televisi apabila para punggawa Persib dan Sriwijaya FC bermain cantik.   Pastilah gemuruh tepok tangan penonton akan bergema di seluruh langit senayan sebagai bentuk apresiasi sportivitas pemain.

Ah, apakah pendapat ini hanyalah sebuah angan angan, apakah itu mimpi awak semalam , entahlah. Namun seandainya impian awak itu terwujud di lapangan hijau selama 2 x 45 menit di GBK maka yang berhak menjadi pemenang Piala Pesiden 2015 adalah seluruh rakyat Indonesia. Juara bisa saja Sriwijaya FC atau Persib namun yang berhak memegang piala itu adalah kita para mania bola. Jangan lupa final Piala Presiden juga disaksikan oleh penggemar bola dunia.  Soal ketrampilan menggocek dan mengolah bola tidak kalah dengan pemain professional sekelas Ronaldo menggingat semangat juang 45 pemain bertekad mengejar bola sampai nafas tersengal akan menjadi tontonan terbaik sepanjang minggu ini.

Fakta bola sepak telah menghidupkan kembali roh olahraga nasional.  Banyak rakyat kecil yang mendapatkan kesempatan menghidupkan keluarga dari geliat bola.  Lihat saja para penjual kaos dan asessoris bola.  Mereka meraup untung jutaan rupiah, belum lagi para penjual makanan dan minuman di seantero GBK.  Bukankah fakta ini menunjukkan bahwa darah bola telah mampu menumbuhkan lagi semangat yang katanya perlu di bangunkan kembali melalui program Bela Negara. 

Oleh karena itu Pemerintah harus cerdas melihat budaya bola tanah air.  Pemerintah wajib jeli melihat peluang mempersatukan anak bangsa melalui bola sepak.   Inilah satu kekuatan terselubung yang belum dijamah secara serius oleh Kabinet Kerja.  Prakarsa  Presiden Jokowi menggelar Piala Presiden sudah sangat bagus.  Alangkah menjadi lebih ilok seandainya kelanjutan menggairahkan sepak bola nasional terus di gaungkan. Revolusi Mental dan Wajib Bela Negara seharusnya mulai dari kecintaan rakyat kepada bola.  Apabila rakyat senang maka Pemerintah tinggal memutarkan lagu pengiring bernama Indonesia Raya. Kloplah. Maaf untuk  sementara lupakan PSSI, juga  sanksi Fifa.

Yes, mari kita saksikan pertarungan hidup mati Persib dan SFC.  Aparat keamanan telah menyiapkan sistem pengawalan super ketat. Semoga Status Siaga 1 Polda Metro benar benar bisa menjamin kenyamanan penonton menyaksikan puncak penampilan pemain bola Indonesia.  Sekali lagi sepak bola menjadi alat pemersatu bangsa, hiburan murah meriah tanpa memandang kasta.

Ilustrasi Foto Soccer

SalamsalamanTD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun