"bang, pinjam uang ke abangmu"
Sang istri memberikan saran kepada suami.
" Iya dek, nanti aku mampir ke abang Sahid, semoga beliau bisa membantu membelikan bingkisan lebaran untuk An Nisa"
Tiga hari menjelang lebaran Annisa bertanya lagi, mengapa tidak ada mobil atau motor yang mengantar parcel kerumahnya.
"Insha Allah, besok ada kiriman parcel , anakku"
Adrial memeluk anaknya ketika akan berangkat ke kantor.
"ya pa Nissa tunggu didepan rumah ya"
Hafidzoh terharu melihat betapa sayang sang suami kepada anak. Ibu rumah tangga ini masih ragu dari mana suami akan mendapat uang untuk membeli parcel.
Pukul 15.00 Adrial meninggalkan kantor. Dia pusing dari mana mendapatkan uang sebesar 200.000 rupiah untuk membeli parcel. Adrizal melangkah lemah sepulang dari kantor. Di dompetnya hanya ada uang 60.00 rupiah. Bagaimana mencari kekurangan untuk membeli parcel lebaran sebagaimana dijanjikan untuk putri semata wayang. Hadiah lebaran dari kantor yang diterima minggu lalu sudah diserahkan semua ke istri untuk kebutuhan menyambut Hari Raya. Dana itupun sudah dialokasikan guna menuaikan zakat fitrah dan zakat penghasilan keluarga.
Namun Adrial yakin Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki akan menjadikan kemudahan ketika hamba hamba yang bertaqwa dalam kesulitan Tadi malam bersama istri ketika menunaikan ibadah tahajud, suami istri ini khusyu berdoa. Mereka tidak meminta yang macam maam, hanya saja memohon redha Allah SWT untuk yang terbaik bagi keluarga sakinah mawaddah warrahmah.
Walaupun terbesit dalam pikiran mereka tentang keinginan An Nisa mendapat hadiah lebaran berupa parcel seperti yang diterima di rumah tetanga namun permohonan doa itu tak mampu diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Suami istri ini sangat yakin Allah Maha Mengetahui segala permasalahan hamba Nya.