Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Adakah Parcel untuk Kami?

30 April 2021   11:05 Diperbarui: 30 April 2021   11:18 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Solivenesia

Keluarga Adrial tinggal di pemukiman padat. Pemukiman itu bersebelahan dengan perumahan elit yang hanya berbatas tembok. Namun tembok tinggi dan kuat itu jebol juga di gerus banjir. Pagar jebol itu menjadi jalan penghubung antara perumahan padat dengan cluster mewah.

An Nissa tadi pagi dan juga beberapa hari lalu menyaksikan di rumah mewah itu ada mobil bak berhenti. Sopir menurunkan beberapa parcel. Ini hadiah lebaran kiriman untuk tuan rumah yang bekerja sebagai seorang pejabat penting di salah satu kementerian.

Mungkin sudah puluhan parcel berbentuk kemasan indah dan besar di antar kerumah pejabat. Ada hadiah lebaran minuman dan makanan kaleng. Ada juga parcel yang dibungkus cantik berisikan piring dan peralatan makan lainnya. Ada pula parcel berisikan buah impor yang sangat besar dililit pita warna warni.

" Pa, mana hadiah lebaran untuk kita "

An Nissa bertanya kepada ayahnya yang baru saja pulang dari kantor. Setelah terkejut sejenak mendengar curahan hati anaknya, Adrial mengusap kepala Annisa.

" wah, lebaran kan masih seminggu lagi Nissa, nanti juga ada yang mengantar parcel kerumah kita"

An Nissa putri Adrial satu satunya berusia 7 tahun. Mereka sudah 3 tahun bermukim di kediaman padat di ujung ibukota. Hafidzhoh ibu An Nissa tertunduk dan terharu menyaksikan kesabaran suaminya ketika menjawab pertanyaan tentang parcel. Istri penghapal Al Qur'an ini tahu benar posisi suaminya di kantor. Adrial seorang pegawai kecil dengan gaji pas pasan. Siapa pula yang mau mengrim parcel kerumah mereka.

Tak lama bedug di kampong berdentum. Keluarga kecil ini bersegera membatalkan puasa. Ada hidangan sederhana di meja. Kolak dan sirop disediakan Hafidzoh sebagai menu buka puasa hari itu. Betapa bahagia dan nikmatnya mencicipi juada setelah seharian menahan lapar. Tahun ini An Nissa sudah kuat puasa setelah setahun lalu belajar menahan lapar dan haus setengah hari.

Mereka menunaikan ibadah shalat maghrib berjamaah. Rumah kecil ukuran 36 itu menjadi besar ketika dengan hati lapang sajadah di gelar di ruang depan. Kursi dan meja sementara digeser sedikit. Adrial menjadi imam, terdengar suaranya serak ketika membaca ayat suci di rakaat ke dua. Kedua suami istri ini agak terganggu mendengar pertanyaan An Nissa tadi sore.

Bagaimana menjelaskan bahwa parcel itu bukan milik orang miskin seperti keluarga mereka. Hafizdhoh terdiam disaat sahur. Pikirannya masih berputar sekitar parcel. An Nissa belum mereka bangunkan, nanti 30 menit menjelang imsak, anak semata wayang itu di ingatkan untuk sahur.

Keluarga muda ini sedang menghitung hitung keuangan keluarga menghadapi lebaran. Gaji Adrial bulan ini ditambah hadiah lebaran nanti mudah mudahan bisa menutupi kebutuhan hari raya. Hanya saja anggaran untuk membeli parcel belum mereka masukkan. Dari mana uang untuk membeli hadiah lebaran berbentuk bingkisan bisa didapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun