Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kurir Amanah

19 April 2021   16:01 Diperbarui: 19 April 2021   16:49 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Surat-Lamaran.Com

Kurir Amanah

Catatan Thamrin Dahlan

Inilah kisah Abdillah seorang pegawai biasa. Golongan II B di kantor pemerintah. Pekerjaan mencatat surat masuk dan surat keluar serta mengantar surat dinas ke berbagai instansi terkait. Bersyukur bekerja di bagian ekspedisi sesuai dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Bapak 2 anak ini sudah bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS) selama 7 Tahun. Istrinya dari kampong yang sama : Ambarawa.  Buah hati Abdilllah ini dia  Ansori putra pertama berumur 7 tahun dan Muhainah putri berusia 4 tahun. Kehidupan keluarga sederhana mengsyukuri apa yang ada dan taat beribadah tak pula sedekah.

Istri Abdillah : Juhaini, ibu rumah tangga asli tidak punya side job selain mengurus rumah dan mendidik anak plus mengajar mengaji. Ibu ini  tak pernah lupa berdoa untuk keselamatan keluarga terutama Suami tercinta. Sesuai pesan suami,  Juhaini patuh, dia  tidak mau ngobrol dengan tetangga yang mengarah ghibah.

Ketika Abdillah lulus SMA langsung mencari pekerjaan karena ketiadaan biaya kuliah.  Ayahanda berpesan.

" dalam mengarungi hidup dan kehidupan didawamkan tentang totalitas kejujuran dalam menjalankan ibadah"

Bapak Sahbirin Ayahanda Abdillah seorang guru ngaji di mushollah kecil Ambarawa selalu mencontohkan bagaimana kehidupan sederhana membawa keberkahan dan berbonus kebahagiaan.

Abdillah sesalu ingat petuah Bapak ;

" Abdillah ketika engkau menghadapi pilhan antara kantong kosong namun hati penuh dengan hati kosong tetapi kantong tebal, maka mana dikau pilih ?"

Abdillah termenung sejenak, apa maksud Ayanahda berkata demikian. Pilihan mana harus kupilih ? Petuah itu terngiang kembali ketika dia mendapatkan tawaran menggiurkan dari seseorang kawan se kampong. Tawaran menarik karena mendapatkan penghasilan yang sangat besar di banding gaji PNS golongan dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun