Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pikun Stadium Satu

27 Maret 2021   11:26 Diperbarui: 27 Maret 2021   11:38 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pikun Stadium 1

Catatan Thamrin Dahlan

Menjadi tua adalah kepastian.  Tidak perlu diperdebatan seiring semakin lama hidup dialam dunia.  Fakta tak terbantahkan bahwa pada periode lanjut usia terjadi penurunan fungsi tubuh.  Penurunan kemampuan anatomi fisiologi terutama dirasakan pada panca indra.

Mau apa lagi, pasrah sembari berupaya menahan agar penurunan fungsi tubuh itu tidak men sensara kan badan dan pikiran dan merepotkan keluarga.  Kali ini awak lebih fokus pada salah satu penurunan fungsi tubuh pada daya ingat. Bolehlah dikatakan kosa kata Pikun.

Benar juga dikatakan Prof Reni Hawadi Akbar bahwa kepikunan itu adalah suatu keniscayaan. Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia ini  menegaskan sejatinya kepikunan itu sebenarnya sudah termaktub pada Al. Qur'an.  Mari kita sejenak mengaji  melihat dan membaca Surah Yasin Ayat 68 (36:68)

Dan Barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalika dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?

Ukuran panjang umur untuk orang Indonesia bolehlah dihitung ketika tiba usia  60 tahun.  Lebih tepat masuk usia pensiun di usia 58.  Bisa jadi Pemerintah berpatokan di usia 60 tahun  memang sebaiknya beristirahat. Istirahat menikmati kehidupan tenang dengan uang pensiun, beribadah dan memperbanyak silaturahim.

Jangan lagi diberi beban pikiran dan tanggung jawab besar.  Resikonya  tahu sendiri, terjadilah kesalahan kesalahan beruntun karena kemampuan nalar beransur menurun. Akibatnya terjadi kerugian pada diri sendiri dan tentu organisasi tempat dia memaksa mengabdi.

Terus terang awak secara pribadi sudah merasakan penurunan fungsi fisiologi terutama daya ingat dan reflek anatomi tubuh. Daya ingat itu pada sisi mengingat nama.  Aneh juga ya ketika bersua dengan sahabat lama. Wajahnya masih teringat tetapi ketika soal nama , Masya Allah sudah banget mengingatnya.

Jadi inikah namanya pikun stadium 1 (satu). Tak perlu dipersoalkan soal stadium ini bersebab awak memakai untuk diri sendiri.  Bisa jadi para ahli telah menetapkan stadium pikun itu pada skala 1 sampai 3.  Tentu lengkap dengan gejala gejala jelas per stadium yang terjadi pada perubahan ekmampuan hidup  lansia.

Baiklah.  Kepikunan itu ringan terasa hampir setiap hari.  Terutama terkait kaca mata atau benda benda kecil yang acap dipakai seperti kunci, pena pinsil, buku serta alat kebutuhan pribadi. Contoh paling jelas terkait kacamata yang menjadi alat terpenting.  Baru saja meletakakan benda itu dalam hitungan detik, awak sudah seperti kehilangan. Dimana tadi meletakkan si kaca mata. Masya Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun