Puan Maharani Ketua DPR RI memiliki 50 % darah Minangkabau. Neneknya Fatmawati 100 % Minangkabau. Ibunya Megawati 50 %. Takdir mencatat Ayahanda Puan Almarhum Taufik Kiemas 50 % Minangkabau.
Tidak bisa di ingkari darah mengalir diseluruh tubuh Uni Puan tanpa harus pembuktian DNA dipastikan 50 % Minangkabau.
Apalagi dari sistem kekerabatan Minangkabau menganut paham Matriarchat. Garis Ibu sesuai urutan silsilah Fatmawati, Megawati dan Puan Maharani semua wanita bisa disebut Bundo Kanduang keluarga besar.
Pulanglah Uni. Selaku pribadi awak yang juga 50 % darah Minang dari Ibunda Hj. Kamsiah binti Sutan Mahmud asli Lintau Sumbar dan Ayahanda H. Rd. Dahlan bin Affan asal Bengkulu menyarankan agar Uni menjelaskan ke khalayak.
Ketika Uni Puan bersedia menjelaskan sebenarnya juga sudah termaktub permintaan maaf terkait slip tongue (?) Terkait ucapan "Semoga Sumbar menjadi Provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila".
Ustazd Abdul Somad di ILC mengatakan hanya seorang yang mengeluarkan pernyataan paham benar apa maksud ucapannya itu. Orang lain termasuk pakar komunikasi manapun hanya mampu menyampaikan pendapat pribadi (persepsi).
Pembelajaran ini sangat berharga. Seandainya Tokoh Nasional 4 Pilar Kebangsaan Almarhum Taufik Kiemas masih bersama kita sudah pasti beliau segera pulang kampung. Membantai kabau sebagai wujud permintaan maaf bersebab ucapan Putri tersayang yang diberi nama indah Puan Maharani.
Pulanglah Uni Awak teringat lagu rancak yang bertajuk Pulanglah Uda. Nada lagu sendu lebih kepada rintihan bersebab rindu ka si Uda.
Marantau jauah
ka negri urang
Kini lah lupo jo ranah minang
Malangnyo nasib cinto di gantuang indak batali,...
Elok pulo di analisa dan evaluasi mendalam secara empiris dan cultural mengapa partai Uni Puan kurang mendapat suara di Sumatera Barat. Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah itulah mungkin menjadi kendala ketika visi misi Partai kurang bakasasuaian.