Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lontong Sayur Si Uda BHP Maknyoes

15 Juni 2020   12:25 Diperbarui: 15 Juni 2020   12:24 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin , 15 Juni 2020 berniat mencari inspirasi menulis.  Sebenarnya sudah ada topik yang akan di posting yaitu tentang Novel Baswedan (NB). Sementara menunggu mood sembari mencari  waktu  yang lebih tepat awak panjar tulisan dengan sebuah  pantun saja dulu.

Sawah ladang lahan petani
Bulan depan panen dinanti
Sudah hilang hati nurani
Lakon pengadilan basa basi 

Melongok ke wall kompasiana.com sudah  ada beberapa tulisan terkait tuntutan Jaksa "hanya" setahun kepada penyiram air raksa ke wajah Novel Baswedan.  Terlepas dari pro dan kontra satu hal yang jelas Fakta tak terbantahkan bahwa indera penglihatan NB  cacat permanent.   

Bagi awak yang bukan ahli hukum paling tidak antara sesama manusia kita hendaknya memggunakan hati nurani ketika bertindak (menuntut). Ya sudahlah kita tunggu saja babak akhir dari pengadilan apakah Hakim memutuskan hukuman sesuai tuntutan jaksa atau malah mengurangi (under estimate). 

Harapan khalayak perlu pula didengar Bapak Hakim dengan menggunakan hati nurani. Keputusan Pengadilan dunia akan dipertanggung jawabkan di akherat. Kita tunggu saja apakah keadilan di negeri ini berdasarkan fakta hukum atau hanya sekedar basa basi sandiwara 3 babak.

Dokpri
Dokpri
Uhf sudah 3 paragraf panjar tulisan NB.  Baiklah setelah berkeliling di Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP) RW 06 Kelurahan Dukuh Jaktim dalam rangka mencari alternatif tulisan awak akhirnya terdampar di area puja selera.  Bersua Om Victor yang sedang olah raga pagi,   langsung saja diajak kulineran

"Ayo kita ngopi"

Sejak PSBB 12 pekan lebih,  baru kali ini ngopi lagi di kedai si Uda.  Pujaselera sudah lumayan ramai hanya beberapa pedagang yang belum buka. Pengunjung cukuplah ramai sebagai bukti bahwa ekonomi rakyat mulai  bergerak.

Kami tak hendak makan besar.  Hanya memesan makanan tradisional Jawa berupa kue cenil beragam warna dan rasa.   Si Ayuk tersenyum manis semanis kue kue nan dijajakan.  Kopi hitam kapal api hangat kami sruput sembari memperhatikan wajah para pengunjung. 

Tampak pengunjung pujaselera duduk jauh jauh mengikuti protokol kesehatan Pyisical Distancing.   Inilah kewajiaban moral warga Jakarta, tetap disiplin tidak berkerumun agar terhindar dari penularan covid 19. Terserah mau  jaga diri sendiri sendiri atau tidak bila ingin sehat dan selamat.

Mereka semua pakai masker.  Mohon maaf masker itu sementara agak diturunkan sedikit agar bisa makan lewat mulut, hahaha.  Ini lah pembenaran (justifikasi) agar tidak dimarahi kenapa tidak mengenakan masker secara benar.  

"Maaf, Lagi makan Pak Pengawas, nanti masker di fungsikan lagi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun