Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

[Debat Jilid 2] Menguji Nyali Kemandirian Seorang Pemimpin

17 Februari 2019   11:31 Diperbarui: 17 Februari 2019   17:47 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Esensi dari debat jilid 2 adalah menguji kemandirian seorang  pemimpin nasional.  Debat kali ini calon presiden tidak didampingi calon wakil presiden sehingga dari sini akan terlihat kemampuan intelektual orang perorang.  Kemandirian dalam berpikir tertuang nanti dalam bersikap terutama yang keluar dari pembicaraan masing masing kandidat.

Seperti diberitakan detik.com Jakarta - Sektor energi menjadi salah satu topik dalam debat calon presiden (Capres) yang bakal digelar pada 17 Februari 2019. Calon presiden diharapkan dapat menjawab tantangan energi khususnya di sektor minyak dan gas bumi (migas).  Bicara soal energi, Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, cadangan energi Indonesia saat ini menurun drastis. "Ingat yang kita ingin dapat jawaban, bagaimana kedua capres dan tawarannya menghadapi cadangan energi kita yang menurun drastis," kata dia di Jakarta Selatan, Kamis (14/2/2019).

Perlu disadari bahwa debat kali ini memiliki durasi cukup panjang.  Dengan demikian waktu yang cukup lama paling tidak  akan menguras semua memory permanent para pendebat.  Masalahnya adalah apakah stock memory permanent yang ada di cerbrum calon presisden 2019-2024 cukup memadai.  Mudah mudahan tidak ada yang hang bin blank.

Sesungguhnya debat berbeda denghan berkerja secara tim.  Kualitas kemandirian akan terlihat secara transparan dalam artian memang sedemikianlah kemampuan optimal.  Berdebat head to head bermakna pula bahwa asistensi atau bantuan dari tim pendukung tidak mungkin diterima.   Oleh karena itu ujian kemandirian dalam artian tidak bergantung kepada orang lain bisa ditonton oleh khalayak secara jelas.

Ibarat ujian doktoral atau mungkin lebih dari itu Debat Julid 2 merupakan penampilan perdana secara mandiri dihadapan para panelis.   Selain itu acara debat presiden di tonton oleh seluruh rakyat Indonesia.  Rakyat bisa menilai secara langsung bagaimana kemampuan Prabowo Subianto dan Joko Widodo dalam  menyakinkan pemilik suara bahwa merekalah yang layak diberi amanah memimpin Indonesia.

Beberapa point yang sebaiknya dihindari para pedebat adalah membuat blunder.  Dalam sepak bola blunder bisa dilihat  ketika kiper lepas menangkap bola sehingga goal.  Pada proses debat juga bisa terjadi kemungkinan seorang calon presiden sengaja atau tidak disadari membuat blunder.  Misalnya tidak fokus dalam menjawab pertanyaan atau ngelantur dari topik pembicaraan. Atau malah terpancing sehingga emosi.

Masih ada beberapa episode debat setelah ini, namun debat kedua akan memberikan sinyal tegas sejauh mana niat tulus menjadi Kepala Negara memimpin negara ini. Calon presiden yang santai, tenang, percaya diri dapat dipastikan tidak akan gugup dan tegang,  Sebaliknya niat berkuasa terkadang melumpuhkan ingatan sehingga dikuatirkan merugikan diri sendiri dan juga para pendukung.

Ahad Malam 17 Februari 2019 merupakan tontonan menarik yang bisa jadi menyedot selutuh perhatian pemirsa. Debat ini bukan saja uji nyali tetapi juga merupakan ujian kemandirian.  Sejauh mana seorang pemimpin mampu mengendalikan diri ketika mengatasi permasalahan energie melalui konsep pemikiran yang bisa diterima oleh akal sehat.  Ketika Beliau mampu menunjukkan kemandirian maka itulah tanda bahwa calon presiden bebas dari tekanan orang lain.

Salamsalaman

TD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun