Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Lebaran-an ala Budak Tempino

16 Juni 2018   16:24 Diperbarui: 16 Juni 2018   16:27 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begini. Sebenarnya suasana lebaran bagi anak anak melayu sama saja. Kalau bukan soal mencicipi kue apalagi kalau tidak perihal angpao. Duit receh kini tak ada lagi di ganti uang lembaran kertas pecahan 2 ribuan dan seribuan.

Awak nak cerita kisah lebaranan masa tahun 60-70 an dibanding anak SD zaman now. Bolehlah disebut anak anak dusun Tempino dengan istilah budak bersebab memang begitulah orang tua disana memanggil "ooiiii budak minyak."

Ya minyak mentah bak magnet di kampong kami. Pada masa jaya Pertamina menguras minyak bumi diladang Bajubang Tempino dan Kenaliasam.  Buruh minyak ikut merasakan kemewahan hidup ketika mendapat gaji besar, disediakan perumahan gedung permanent lengkap fasilitas listrik , air dan gas gratis.

Tempino 27 km dari Jambi bak kota satelit. Disana sudah ada pasar, poliklinik dan Sekolah Rakyat serta bioskop dan ruang pertemuan dansa plus bilyard juga musik. Anak anak buruh Pertamina sehat sejahtera makan cukup 4 sehat 5 sempurna sesuai ransom bulanan  yang melebihi dari cukup.

Ketika lebaran tiba budak budak minyak  memakai Baju corak sama. Pasalnya  boss Pertamina berbaik hati  memberi   hadiah lebaran berupa kain untuk semua buruh. Maka jadilah keramaian kampung dihiasi baju seragam ketika bersalam salaman.

Selepas sholat ied di Masjid Nurul Ihsan budak Tempino berkumpul disimpang tiang listrik blanda.   Awak berkumpul dengan 5 sobat sebaya. Disebelah sana dekat bioskop terlihat kelompok budak lain juga didekat pasar. Seperti tahun tahun lalu kami menyusun rencana diawali lebaranan dari rumah di  woneng 12.

Perburuan angpao dimulai. Modal Assalamualaikum, tuan rumah sudah paham dalam artian menyiapkan uang receh. Terkadang tidak sempat duduk apalagi mencicipi kue lebaran kalau angpao sudah ditangan maka pamitlah menuju rumah sebelah.

Begitulah seterusnya dari satu  rumah ke rumah lain sampai di lebaran kedua siang dan malam. Setiap rombongan ketika berpapasan saling membanggakan seberapa banyak angpao  sudah ditrima.

Itulah prosesi lebaranan budak Tempino. Unik memang namun perubahan tak terelakkan ketika minyak bumi habis. Pertamina hengkang meninggalkan seluruh fasilitas yang kini tidak terawat.

Generasi penerus  budak Tempino lebaranan melanjutkan tradisi memburu angpao dari rumah ke rumah. Namun tidak ada lagi yang hilir mudik di perumahan Pertamina. Mereka hanya ke rumah ladang dan tentunya tidak semeriah zaman dulu.

Salamsalaman

16 Juni 2018

Tempino

TD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun