Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menulis Puisi ala Najwa Shihab

9 Oktober 2017   16:49 Diperbarui: 9 Oktober 2017   16:58 2283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Najwa Shihab memang sudah hengkang dari siaran televisi namun celotehnya masih bergetar di media sosial. Lihat saja puisi Najwa  viral di Youtube, twitter dan Wahts app terkait kegeraman atas putusan Hakim Cece Iskandar membebaskan Setnov.  Itulah hak demokrasi Najwa sebagai bentuk konsekuensi tetap peduli kepada bangsa dengan caranya sendiri.

Mata Najwa merupakan salah satu tontonan menarik di dunia politik aktual.  Topik dipilih berdasarkan perkembangan situasi nasional yang banyak mendapat sorotan khalayak.  Nara sumber terkadang dibuat terhenyak sampai tergagap menerima cecaran pertanyaan Najwa yang datang bertubi tubi bak mitlayur. Gaya Najwa tidak bisa di kategorikan sebagai  interograsi namun dalam kenyataannya menohok beberapa nara sumber sehingga terpojok di sudut ruang

Apa latar belakang Najwa berpolemik sedemikian rupa dalam artian kemana arah keberpihakan, hanya Ibu kita satu ini yang paham. Kalau boleh diambil kesimpulan sementara berdasarkan fakta di hentikan Mata Najwa oleh produsen Metro TV menunjukkan bahwa Najwa berpihak kepada kebenaran viersi dia sendiri.  Kebenaran nisbi yang akan terus teruji.

Baiklah, terus terang awak suka sekali dengan puisi (atau apalah namanya)  yang dibacakan Najwa setiap mengakhiri acara televisi. Kata kata Najwa sangat tajam menghujam terarah bukan saja kepada orang perorang yang kebetulan sebagai publik figuran  namun juga hujatan kepada keadaan nan mengenaskan di negeri ini.  Inilah kelebihan Najwa, selalu mampu menyimpulkan segala sesuatu dengan hentakan menghantam sebagai bentuk kepedulian mendalam atas perasaian.

Masih kita tunggu Puisi - puisi Najwa untuk dijadikan penyeimbang,  syukur syukur di baca oleh tuan dan nyonya yang kebetulan mendapat wewenang. Auto kritik memang diperlukan agar negeri ini tidak terlanjur masuk jurang dalam. Baca satu kalimat penggalan sindiran Najwa 

 "Papa kita memang luar biasa, dibikinnya semua geleng-geleng kepala.  Walau sebetulnya kita tidak benar-benar terkejut, kepercayaan publik  sudah lama menciut," 

Awakpun tak terasa ketularan menulis Puisi 'ala Najwa Shihab. Baca pelan pelan Artikel ini dan juga yang ini. mudah mudahan mirip Puisi Najwa atau paling tidak sebagai pembelajaran.

Salamsalaman

TD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun