Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mas Arswendo, Padamu Kami "Mengabdi"

19 Juli 2019   20:03 Diperbarui: 19 Juli 2019   20:06 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KArya Mas Wendo yang fenomenal, dan bahkan judulnya menginspirasi. Ilustrasi dibuat oleh Mas S. Rahardjo (orang Gramedia). Foto: Bukalapak.

Mas Wendo masih dengan penampilannya yang slengekan. Meski ia dikritik Mas Mowie. "Ya, kalau sudah di KOMPAS Grup, yo ngonolah," kata Mas Mowie  ke aku. Mas Mowie banyak menulis, dan pernah masuk ke Kelompok Gramedia. 

Termasuk menulis skenario sinetron. Untuk saudara dan keluarganya, juga Mas Wendo menampung. Adik dan keponakannya pernah berkecimpung di media. Termasuk di produksi sinema (Atmocedamas)  setelah Mas Wendo keluar dari LP Cipinang karena kasus Tabloid Monitor.

Kecepatan dan produktivitas menulisnya hanya bisa ditandingi Mas Putu Wijaya. Mas Wendo bisa menulis di lebih dua mesin tiknya, di dekat jendela rumahnya seperti yang dikatakan Mas Mowie. Sedangkan di kantor HAI pada delapan puluh dua, ia bisa menyelesaikan artikel berupa kiat: Mengarang itu Gampang.

Tulisannya yang membludak seperti Senopati Pamungkas, Kiki & Komplotannya, Imung serta Keluarga Cemara bisa menjadi tonggak perjalanannya sebagai sastrawan yang telah menulis novel sebelum ke Jakarta atas ajakan Yulius Siyaranamual (Pemred Majalah Kawanku). Semesra Merapi-Merbabu, The Circus di antaranya.  

Mas Wendo bisa bergaul dengan berbagai kalangan. Termasuk sastrawan WS Rendra, Umar Kayam, M. Sobari dan mereka diberi ruang untuk menulis di Majalah HAI. Sekali lagi, ia seperti anti mainstream. Lha, penulis senior dan serius "diminta" untuk menulis di majalah remaja yang nota bene lebih mengetengahkan "hiburan". 

Namun isi majalah HAI saat itu, bukan Hiburan dengan H besar. Ada nilai-nilai edukasi. Termasuk aku yang digiring untuk menulis remaja daerah berprestasi. Atau tentang apa saja yang bisa berguna untuk orang muda. "Kalau kita ndak menulis, ya mereka tenggelam. Ndak muncul," cetusnya serius.

Beberapa hari lalu, aku dikabari eks anak buah Majalah HAI 80an kalau Mas Wendo sakit. Dari FB yang dikirimkan ke aku, ia tidur meringkuk di rumah. Sementara di depannya ada beberapa yang kukenal: Harry Tjahjono (penulis skenario Si Doel Anak Sekolah), Mas Slamet Rahardjo dan lainnya foto-foto. Hari ini, Jumat pukul. 17.50 an ada kabar kepergian lelaki flamboyan kelahiran Solo 1949.  

Selamat jalan, Mas Wendo. ***  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun