Mohon tunggu...
Thalita Umaveda Al Hayya
Thalita Umaveda Al Hayya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga-20107030053

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030053

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tentang Disrupsi, Sanggupkah Para Milenial Bersaing?

9 Maret 2021   11:17 Diperbarui: 9 Maret 2021   12:07 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pasardana.id

Kolaborasi

Dengan membuat sebuah hubungan yang baik dengan orang lain, tentu akan membuahkan hal yang baik pula. Dengan begitu kita dapat menjalin kolaborasi bisnis, tentunya agar bisnis tersebut akan menjadi lebih efektif juga efisien. Dengan dukungan jiwa leadership, hal tersebut akan membuat bisnis kita dapat berkembang dan menjadi nilai tersendiri nantinya. Bangun komunikasi yang baik agar bisnis dapat berkembang dengan baik pula.

Jangan pernah merasa puas

Berdasarkan teori The 4 Product Life Cycle Stages (PLC), suatu produk akan mengalamni 4 tahapan siklus, yaitu introduction (perkenalan), growth (pertumbuhan), maturity (pematangan) dan decline (penurunan). Sehingga dapat dikatakan jika perusahaan anda sedang berada dalam tahap pertumbuhan, jangan berpuas diri terlebih dahulu. Karena itu akan menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan produk-produk baru yang akan menarik di pasaran.

Customer Oriented

Buatlah sebuah layanan yang dapat menarik minat konsumen. Perusahaan dapat memberikan beberapa layanan seperti potongan harga, kemudahan pembayaran dan layanan customer service yang baik. Dengan meciptakan hubungan yang baik, maka konsumen akan tertarik dan merasa nyaman untuk berlangganan di perusahaan anda.

Era disrupsi yang terjadi karena perkembangan teknologi komunikasi pada generasi milenial ini membuat korban-korban di organisasi-organisasi mapan yang sudah terbiasa akan ketenaran membuat mereka melupakan jika di luar sana peluang inovasi baru akan menggeser mereka secara perlahan. Hal itu lebih menakutkan jika dilihat dari maraknya penggunakan teknologi di Indonesia sendiri.

Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0) dengan kemunculan teknologi mulai dari Internet of Things (IoT), big data, robotika hingga intelegensi artifisial (Artificial Intelligence) merupakan tanda besar akan hadirnya revolusi industri 4.0. Bahkan kini hampir semua pekerjaan manusia sudah dapat digantikan dengan robot. Alasan masuk akal karena kita tidak perlu menggaji sebuah robot. Lalu bagaimana dengan kita? Yang mungkin hingga saat ini belum menentukan tujuan masa depan bersamaan dengan peralihan teknologi yang kini kian berkembang.

Dampak lain dari era disrupsi yakni, struktur sebuah perusahaan akan dibuat sangat ramping dan efisien, perusahaan tidak lagi akan merekrut tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Karena beberapa pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh karyawan sudah bisa digantikan dengan berbagai software. 

Peran manusia dalam berbagai rantai bisnis secara fisik, akan mulai digantikan dengan mesin atau robot, internet dan teknologi baru lainnya. Sampai menurut prediksi, kedepannya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin ketat. Jumlah tenaga kerja baru yang dari tahun ke tahun akan terus bertambah, sementara jumlah lowongan kerja yang tersedia tentu akan semakin berkurang. Sehingga, apabila tidak dapat disikapi dengan baik maka pengangguran akan semakin meningkat.

Memang sudah menjadi sebuah ironi, karena pada akhirnya manusia mau tidak mau akan berhadapan dan bersaing dengan teknologi yang diciptakannya sendiri. Jangan pernah lengah dalam menyikapi era disrupsi, buatlah pola fikir yang kritis. Dengan cara menyiapkan masa depan yang akan dengan mudah ditebas oleh seleksi alam yang tak jauh dengan sebuah kata teknologi. Dengan melakukan perubahan sedikit demi sedikit pada diri kita, nantinya akan membuat perubahan besar pada dunia. Gunakan teknologi dengan bijak, jangan sampai  kita tertelan dalam era disrupsi kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun