Mohon tunggu...
Teresia Simbolon
Teresia Simbolon Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari Kebijaksanaan

Kamu adalah kreasi dan proyek terbesar Sang Penciptamu

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dear Diary, Ternyata Dia Orang MAE (Memerlukan Anugrah Ekstra)

24 Januari 2021   09:52 Diperbarui: 24 Januari 2021   10:20 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Diary, kali ini aku ingin berbagi hal penting denganmu, tentang perasaan dan mindse-tku tentang dia selama ini. Dalam kamusku dan yang kutahu selama ini yang berhubungan dengan cacat fisik atau mental adalah anak berkebutuhan khusus (ABK). 

Anak yang berkebutuhan khusus berarti anak (orang) yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual sosial, maupun emosional, yang berpengaruh pada perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Paham inilah yang sudah terkonsep dalam pikiranku. 

Masalahnya adalah rekan kerjaku hampir mirip dengan ABK ini, tetapi tidak bisa disebut begitu. Setelah aku menginventaris semua perbuatannya dan membandingkan dengan teman rekan kerjaku, dia bukannya seorang yang tergolong ABK. Sudah kubaca riwayat hidupnya bahwa dia sekolah di sekolah yang normal, yang biasa bukan luar biasa. Dia bahkan tamat dari Universitas dengan baik. 

Enam bulan sudah aku bekerjasama dengan dia, rasanya aku sering mau muak sendiri. Namun aku sering mengalah demi mewujudkan kerjasama yang solid. 

Aku terkadang heran sendiri mengapa ada orang seperti ini? Dia menuntut lebih selalu. Bukannya dia tulang punggung di tempat kerja. Bukannya dia sudah berjasa banyak. Bukannya dia mampu mandiri dalam berbagai pekerjaannya. Tampaknya  seperti kekanak-kanakan. Atau entahlah apa namanya. Yang pasti, setiap kali dia mengulangi kebiasaan itu, aku hanya memilih diam.

Setelah sekian lama aku berbagi rasa denganmu, akhirnya aku baru sadar bahwa dia itu adalah orang MAE-Memerlukan Anugerah Ekstra. Dia ternyata sangat membutuhkan penerimaan dan cinta yang lebih dari kami dan orang-orang di sekitarnya.  Terlambat aku memahaminya. Terlambat aku bangun dari konsep lamaku sama seperti teman yang lain.  Pada hal aku punya hati dan pikiran untuk menimbang dan memahaminya. Meski dia unik begitu, toh dia adalah bagian dari kami. 

Sejak aku mempelajari riwayat hidupnya, akhirnya saya tahu apa saja yang dia lewati, dan berapa jauh dia telah melangkah sambil membawa-bawa beban hatinya karena sikapnya itu sendiri. Dia sendiri pasti tidak menginginkan dia begitu. Aku yakin itu, tapi dia masih tidak berani mengakuinya. 

Kini aku menyesal, terlalu lama aku sadar akan hal itu. Terlalu lama aku mencari jawaban atas pertanyaan hatiku. dan sudah terlalu lama aku merasa jengkel, marah, dan muak. 

Selama ini aku selalu merasa jengkel dan muak ketika dia mengulangi kebiasaan lamanya. Bukan hanya satu kali sehari dia berbuat sesuatu yang tidak kusuka. 

Kadang-kadang aku berpikir dia ini orang gila atau apa? mengapa dia selalu melakukan hal-hal yang aneh. Ungkapan-ungkapan sumbang tidak berlalu darinya dalam sehari. Permintaannya selalu lebih dari teman yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun