Pidato AHY pada Minggu (11/3) malam kemarin masih hangat diperbincangkan hingga hari ini. Perbincangan di dunia maya tersebut lebih banyak menyoal  pujian yang disematkan pada Komandan Tugas Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat di Pemilu 2019 mendatang.
Rasanya saya ingin bergabung dengan ribuan kader yang memenuhi SICC pada malam itu untuk mendengar pidato AHY. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa pidato AHY laiknya konser rock yang mampu membakar semangat semua audiens yang hadir. Ah, sayangnya saya tidak di posisi itu.
Di balik performa gemilang ketika berpidato tersebut, menurut saya tidak terlepas dari substansi yang AHY katakan. Penampilan, suara yang lantang, lancar, dan sistematis dikolaborasikan dengan isi pidato yang tak bisa dimungkiri sangat berbobot.
Saya menyoroti ketika AHY dalam pidatonya membahas peluang dan tantangan dalam revolusi industri keempat yang tengah berlangsung. Itu membuktikan bahwa ia memang paham sekaligus menunjukkan kapasitas dan intelektualitas yang ia miliki. Tentu kita satu suara mengenai hal itu.
Dari pidatonya tersebut, kita melihat sisi visioner AHY. Ia mempunyai visi untuk bangsa ini dan mampu melihat jauh ke depan serta bagaimana menghadapinya. Yang ia sampaikan memang sesuai substansi dan kebutuhan saat ini. Dengan mendengar demikian tentu kita bisa optimis menggalang masa depan jika nantinya dipimpin oleh AHY yang visioner.
Berbicara mengenai visi, tentulah sesuatu yang vital, terlebih bagi sebuah bangsa. Di dalam visi terdapat segala sesuatu yang ingin dicapai secara ideal. Visi juga dapat diartikan sebagai kearifan intuitif yang menyentuh hati dan menggerakkan jiwa untuk berbuat.
Nah, menilik pada pidato AHY semalam, ribuan kader dibuat terenyuh sekaligus bangga. Bahkan, dari komentar di lini masa, saya pernah membaca bahwa selama pidato AHY, ribuan kader yang hadir menyimak dengan seksama dan merasa semangat dan hatinya telah disentuh.
Di sanalah sebenarnya menurut saya kekuatan dari pidato AHY. Di balik penampilan yang memukau, ada subtansi dan poin yang lebih penting dan tidak bisa dikesampingkan. Karena, jika penampilan saja yang memukau dan tanpa isi yang tidak jelas entah kemana, tentu penampilan AHY bisa dibilang biasa saja, atau bisa dicap seperti ketua umum partai sebelah. (hehe..)
Salam.
