Mohon tunggu...
Terapi Selstem
Terapi Selstem Mohon Tunggu... Dosen -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Darah Tinggi Pemicu Gangguan Jantung, Stroke dan Ginjal Kronis

19 November 2015   11:37 Diperbarui: 19 November 2015   12:47 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri (‪#‎hypertension‬), adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat dalam jangka waktu lama dengan tekanan darah lebih dari 120/80. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, serangan jantung (‪#‎heart‬ attack), gagal jantung, penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik (‪#‎kidney‬ failure). Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup.

Peningkatan tekanan darah di arteri menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah sehingga rawan stroke (‪#‎stroke‬), serangan jantung, gagal jantung, kebutaan (‪#‎blindness‬) dan penyebab penyakit ginjal kronik.

7 Faktor penyebab darah tinggi
Penyakit darah tinggi atau huipertensi ternyata memiliki beberapa faktor pemicu. Berikut adalah 7 faktor pemicu yang membuat orang rentan terserang penyakit hipertensi :

  1. Faktor Usia, tidak bisa di pungkiri bahwa faktor usia ternyata berpengaruh terhadap timbulnya pernyakit hipertensi. Pembuluh darah mulai kehilangan ke elastisitasannya sehingga tekaan darah pun naik dan melebihi ambang batas normal.
  2. Faktor keturunan, ternyata hipertensi juga menular secara genetik, jika sorang ibu atau ayah mempunyai riwata darah tinggi maka penyakit tersebut dapat menular kepada anak tersebut. Untuk itu berhati-hatilah dan cek tekanan darah anda sekarang juga.
  3. Faktor jenis kelamin, jenis kelamin juga berpengaruh sebagai pemicu darah tinggi. Penyakit ini relative lebih banyak menyerang laki-laki diatas usia 45 tahun.
  4. Faktor Olahraga, bagi mereka yang jarang berolahraga maka mempunyai resiko terserang darah tinggi lebih besar, kaerna jantung menjadi tidak sehat sehingga pemompaan darah pun menjadi tidak maksimal sehingga peredaran darah pun menjadi tidak lancar.
  5. Pola Makan, pola makan yang buruk seperti mengonsumsi makanan kaya akan lemak secara berlebihan dapat menyebabkan hipertensi. Lemak akan menutupi dan menyumbat pembuluh darah sehingga tekanan darah menjadi naik dan menyebabkan darah tinggi.
  6. Konsumsi Alkohol, konsumsi alkohol memang tidak baik untuk kesehatan. Salah satunya adalah karena dapat menyebabkan darah tingi atau hipertensi. Minuman beralkohol akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah yakni kolestrol jahat yang menyebabkan tekanan darah naik ssecara drastis.
  7. Stress, stress juga mampu meningkatkan resiko terken tekanan darah tinggi. Saat stress jormon adrenalin akan meningkat banyak sehingga menyebabkan tekanan darah dalam tubuh juga naik.

Hindarilah faktor-faktor tersebut agar anda terhindar dari bahaya penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Penyebab Hypertensi / Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong hipertensi primer, yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Hipertensi jarang menunjukkan gejala, dan pengenalannya biasanya saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan kabur, sulit tidur, kelelahan.
Beberapa tanda dan gejala tambahan dapat menunjukkan hipertensi sekunder, yaitu hipertensi akibat penyebab yang jelas seperti penyakit ginjal atau penyakit endokrin. Contohnya, obesitas pada dada dan perut, intoleransi glukosa.

Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi (sistolik lebih atau sama dengan 180 atau diastolik lebih atau sama dengan 110, kadang disebut hipertensi maligna atau akselerasi) sering disebut sebagai krisis hipertensi. Tekanan darah di atas tingkat ini memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi. Orang dengan tekanan darah pada kisaran ini mungkin tidak memiliki gejala, tetapi lebih cenderung melaporkan sakit kepala (22% dari kasus) dan pusing dibandingkan dengan populasi umum. Gejala lain krisis hipertensi mencakup berkurangnya penglihatan atau sesak napas karena gagal jantung atau rasa lesu karena gagal ginjal. Kebanyakan orang dengan krisis hipertensi diketahui memiliki tekanan darah tinggi, tetapi pemicu tambahan mungkin menyebabkan peningkatan secara tiba-tiba.

Terapi sel stem dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi. Kontak Suryadiputra 0815.1335.7316 (WhatsApp) atau kunjungi Terapi Sel Stem di Facebook untuk informasi lebih lanjut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun