Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memahami Realitas di Antara Orang-orang dalam Pusaran Sayuran

26 April 2020   23:15 Diperbarui: 27 April 2020   13:05 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut Pusat Pasar Kabanjahe yang menjual aneka sayuran (Dokpri)

Kalau ternyata keduanya saling memberi manfaat dalam hubungan saling bertolong-tolongan, barangkali itu adalah bukti bahwa selain diikat nilai prinsip ekonomi, di pasar juga tidak kurang orang-orang diikat oleh hal-hal yang bernilai filosofis. 

Selain itu tentu juga karena orang-orang membutuhkan sayuran sebagai salah satu sumber utama nutrisi.

Salah satu sudut Pusat Pasar Kabanjahe yang menjual aneka sayuran (Dokpri)
Salah satu sudut Pusat Pasar Kabanjahe yang menjual aneka sayuran (Dokpri)
Kalau mau mengkaji lebih jauh, apakah hal itu berhubungan erat sebagai bukti bahwa ekonomi dan filosofi adalah saudara dekat saat dilihat lebih dekat? 

Tentu sebagaimana pendapat Fisher, bahwa di penghujung akhir materi perlu untuk mengembalikan kita sampai kepada pemikiran seorang bocah berusia 4 tahun yang sering kali justru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang paling bermutu.

Sebagai penutup, belajar dari studi fenomenologi yang disampaikan oleh salah satu tokoh historis besar fenomenologi, Gerardus van der Leeuw, dengan buku karangannya yang berjudul Phenomenologie der Religion (1933). 

Ia menjelaskan bahwa ada suatu bentuk kesadaran yang kian berkembang bahwa realita terlalu kaya dan majemuk bagi kita, hingga sangat sulit untuk berharap bahwa suatu saat kita mungkin akan mampu menafsirkan dan menuangkan realita kedalam suatu falsafah tunggal dengan suatu metode tunggal.

Kekangan atau penundaan terhadap penilaian fenomenologis yang berdimensi tunggal dan memaksakan kehendak hanya baru dapat muncul setelah kita mengalami devosi, penyangkalan diri yang hangat secara spontan. 

Pemahaman ini akan memberi kita kapasitas untuk melihat secara objektif esensi dari sebuah fenomena, bahkan mengupas subjektifitas suatu persepsi dan membawa kita berrefleksi, dengan kata lain menembus jauh akan apa yang tampak.

Mungkin selain untuk nutrisi, untuk hal inilah orang-orang masih tetap menanam, menjual dan membeli sayur. Tanpa sadar, manusia di pusaran sayuran ini, melakukan ini dan itu dalam perjuangan bersama umat manusia untuk memahami realitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun