Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memahami Realitas di Antara Orang-orang dalam Pusaran Sayuran

26 April 2020   23:15 Diperbarui: 27 April 2020   13:05 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut Pusat Pasar Kabanjahe yang menjual aneka sayuran (Dokpri)

Tampaknya, di pasar semua orang seperti lebih sibuk menghitung nilai prinsip ekonomi dari sudut pandang mereka sendiri, ketimbang mengarang hal-hal yang filosofis. 

Hal ini pun lumrah, karena dalam filsafat, kesimpulan yang kita raih hanya terasa sekedar bersifat tentatif dan provisional. Kesimpulan-kesimpulan atas beragam pertanyaan seperti hanya akan membuka timbulnya pertanyaan selanjutnya.

Dalam kelas meteri kuliah filsafat dan teologi yang diajarnya di Westminster College, Oxford, Bob Fisher dengan nada kelakar mengatakan kepada murid-muridnya, bahwa ia akan merasa bangga jika di penghujung akhir kuliah ia berhasil mengembalikan anak muridnya sampai kepada pemikiran seorang bocah berusia 4 tahun. Menurutnya anak usia 4 tahun umumnya justru sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang paling bermutu.

Namun, pendekatan filosofis ini bersifat eksperimental. Cobalah ikut berbelanja ke pasar dan jangan ragu-ragu, dan yang terpenting dari segalanya, nikmatilah.

Dalam masa berjualannya selama 22 tahun di pasar ini, Mamak Frenky telah berpindah tempat setidaknya empat kali. Sebelum pindah ke sudut pasar dengan jalanan cukup becek saat ini, dia berjualan di lantai 2. 

Namun, pasar ini pernah mengalami kebakaran hebat pada tahun 2008 yang lalu dan melalap lapak berjualan ibu ini yang berada di lantai dua pasar.

Salah satu sudut Pusat Pasar Kabanjahe yang menjual aneka sayuran (Dokpri)
Salah satu sudut Pusat Pasar Kabanjahe yang menjual aneka sayuran (Dokpri)
Salah satu sudut Pusat Pasar Kabanjahe yang menjual aneka sayuran (Dokpri)
Salah satu sudut Pusat Pasar Kabanjahe yang menjual aneka sayuran (Dokpri)
Ia memiliki empat orang anak, dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Satu anaknya yang perempuan sedang duduk di bangku kuliah pada salah satu perguruan tinggi negeri favorit di Medan, sementara satu lagi duduk di bangku SMA. Itu adalah salah satu bukti kegigihan ibu ini dengan hasil berjualan sayur.

Itu adalah salah satu praktik hidup yang tidak mudah dan mungkin hanya dapat dilakoni oleh seseorang yang sudah sampai ke tahap epistem tertentu dimana ukurannya bukan saja soal mampu atau tidak, berkecukupan atau tidak, yang jelas sudah matang dalam sebuah epistem pemahaman. Kematangan memang tidak bisa dibeli, namun dapat diperoleh bila dijalani. 

Kematangan diperoleh dari pengalaman, dan pengalaman selalu berhubungan dengan jam terbang, masa kerja. Kematangan itu adalah sebuah ganjaran dari masa bekerja secara terus menerus selama 22 tahun bagi ibu ini.

Ada sebuah fenomena empirik, di mana buah kates, atau pepaya yang matang akan jatuh ke tanah tanpa dipetik. Dalam kiasan bahasa Karo, gambaran ini digunakan untuk menggambarkan sikap seseorang yang mau memberi pertolongan bahkan sebelum diminta.

Narasi tentang orang-orang di pusaran sayuran, sebagaimana Mamak Frenky yang berjualan sayuran dan saya sebagai pembeli, adalah sebuah percobaan gambaran untuk menghubungkan manfaat dari sebuah ketangguhan, keramahtamahan, sikap tidak pelit sebagai seorang pedagang, dalam hubungannya dengan loyalitas pelanggan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun