Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Mahasiswa Aktivis

21 September 2020   10:50 Diperbarui: 21 September 2020   10:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ekstra Kampus

Selain itu, mahasiswa juga harus mampu mengambil peran nyata dalam mendukung kemajuan pembangunan bangsa. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, utamanya pada poin pengabdian masyarakat, maka mahasiswa juga bisa mengembangkan peran dan kontribusi riil yang memberi manfaat bagi masyarakat. Tentunya tidak harus berbentuk materi, karena berapa sih duit yang dimiliki mahasiswa.

Bukan untuk merendahkan kemampuan materi mahasiswa, tetapi kalau hanya mengandalkan duit dari orang tua, ya kasihan. Lain soal kalau mahasiswanya sudah memiliki usaha atau bisnis yang memberikan keuntungan besar. Maka mahasiswa yang demikian, bisa memberikan bantuan materi kepada masyarakat.

Maka, untuk mahasiswa pada umumnya, kontribusinya bisa diwujudkan dalam bentuk distribusi informasi dan pengetahuan untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ada transfer ilmu dan pengetahuan yang coba terus diberikan kepada masyarakat. Tidak harus yang njlimet dan rumit, simple saja yang penting masyarakat bisa semakin cerdas dalam mendayagunakan potensi yang dimilikinya.

Namun demikian, peran mahasiswa tidak hanya berhenti pada proses pemberdayaan masyarakat secara langsung, tetapi kontribusinya dapat dimunculkan melalui proses gerakan dan advokasi, yaitu gerakan mendistribusikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, seperti menyelenggarakan gerakan gemar membaca, gerakan hidup sehat, gerakan menanam pohon, gerakan anti covid-19 atau relawan belajar daring.

Sekecil apapun ide yang dimiliki pasti akan sangat bermanfaat bagi orang lain. Kebaikan atas ide yang diwujudkan tersebut akan menciptakan kebaikan kepada orang lain. Dengan demikian, peran mahasiswa yang mungkin terlihat seder-hana, tetapi mampu membuka pengetahuan masyarakat mencapai kehidupan yang lebih baik.

Oleh karena itu, dihadapkan realitas tersebut diatas maka mahasiswa harus mampu menempatkan diri secara pas dan tepat, sebagai agent of change pembangunan bangsa. 

Mahasiswa bukan terus menjadi menara gading yang tampak megah namun tidak pernah turun ke bawah. Mahasiswa harus membuktikan perannya. Saat ini bukan waktunya untuk berpangku tangan, karena masih banyak PR yang harus dikerjakan. Mahasiswa harus down to earth memeerikan pemikiran-pemikiran yang kontributif, konstruktif dan memberikan solusi aplikatif di segala bidang pembangunan bangsa.

Karena itu, sekali lagi kepada mahasiswa baru, saya minta bisa menempatkan dan memposisikan diri secara lebih tepat. Fokus belajar itu utama, nanti ilmu yang dkuasai kemudian bisa dimanfaatkan untuk membantu program pembangunan bangsa. 

Aktif di UKM boleh-boleh saja untuk mengasah dan mempertajam kreativitas. Termasuk aktif di pergerakan ekstra kampus, agar mahasiswa  semakin peduli dan empati dengan persoalan-persoalan rakyat. Selain itu, juga terus mengembangkan jaringan pertemanan dan relasi lewat gerakan-gerakan maupun bisnis yang dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun