Mohon tunggu...
Hasan Faizal
Hasan Faizal Mohon Tunggu... Penulis - Rakyat Indonesia

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menikmati Proses Membaca Buku Non Fiksi

8 Juni 2020   21:59 Diperbarui: 8 Juni 2020   21:56 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bagi pembaca yang suka membaca buku-buku atau tulisan fiksi seperti saya, mungkin membaca buku non fiksi merupakan tantangan tersendiri. Apalagi buku-buku non fiksi yang mempunyai pokok bahasan serius di dalamnya. Mengernyitkan dahi dan menjeda sejenak merupakan selingan yang selalu ada tatkala saya menemui beberapa kalimat yang sulit sekali saya pahami. Kalimat-kalimat itu, walau mungkin sudah cukup jelas, tetapi bagi saya amat membingungkan. Saya sering bertanya pada diri sendiri ketika membaca buku non fiksi, apakah saya sebego ini?

Menjeda sejenak saya lakukan untuk memikirkan ulang dan mencari kaitan kalimat yang tercantum dengan konteks yang dibicarakan sebelumnya dalam paragraf tersebut atau paragraf sebelumnya. Dengan begitu, saya akhirnya dapat memahami sedikit demi sedikit isi yang sedang dibicarakan dari paragraf ke paragraf berikutnya.

Membaca buku non fiksi tentu saja lama-lama membuat ketagihan juga. Selain saya mendapat informasi dan beberapa pengetahuan baru, saya juga dapat melihat cara penulis menuturkan gagasan demi gagasan dalam tiap-tiap babnya. Tidak seperti fiksi, membaca buku non fiksi kiranya juga memerlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya. Karena pertanyaan-pertanyaan baru dan atau pikiran-pikiran baru akan muncul tatkala terdapat sesuatu yang menarik di sana dan tentu saja adanya hal tersebut bahkan membuat saya menjeda sejenak, mengambil beberapa waktu untuk memikirkan itu semua.

Kegiatan membaca buku non fiksi awalnya saya mulai perlahan-lahan, dari proses memaksa membaca hingga pada akhirnya berhasil menikmati proses ini. Saya sadar membaca buku non fiksi tidak bisa sekali duduk. Bahkan mungkin tiga empat semester bisa jadi belum selesai. Karena banyak sekali ilmu dan hal-hal baru dan alasan itulah saya serap perlahan-perlahan agar otak saya tidak meledak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun