Satu lagi hidangan yang paling populer di Wonogiri adalah tempe Benguk. Benguk (mucuna prutiens) adalah termasuk jenis kacang-kacangan yang hidup dengan merambat dan memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi juga mempunyai kadar protein 23-35%.
Dahulu tanaman koro Benguk ini hanyalah sebuah tanaman pagar yang sama sekali tidak dilirik oleh masyarakat sekitar. Kadang hanya dibiarkan merambat begitu saja tidak terurus di halaman atau di ladang. Ternyata lambat laun oleh masyarakat diolah dan dapat memiliki nilai guna yang sangat berarti.Â
Namun Anda perlu hati-hati untuk mengolahnya sebab tanaman Benguk ini memiliki senyawa Glikosida sianogen yang apabila terhidrolisasi bisa melepaskan senyawa hidrogen sianida (HCN) yang bisa mengakibatkan keracunan akut dan kronis. Jadi untuk mengolahnya anda harus memperhatikan tahapan-tahapannya dari mulai menjemur, merendam, merebus, sampai pengolahan dengan sempurna.Â
Terlepas dari semua itu tanaman koro Benguk telah menjadi primadona untuk masyarakat daerah tropis. Terlebih untuk masyarakat Wonogiri, Gunung Kidul, dan sekitarnya. Tanaman koro Benguk sudah menjadi bagian dari makanan pelengkap sehari-hari seperti dibuat tempe, sayur, dan sebagainya.
Mengolah Benguk.
Seperti yang di atas telah penulis sebutkan bahwa tempe Benguk mempunyai kandungan hidrogen sianida yang dapat mengakibatkan keracunan bagi orang yang salah dalam pengolahannya. Maka disini perlu diperhatikan langkah-langkah pengolahannya agar aman dikonsumsi.Â
Bagaimanapun masyarakat desa pada umumnya telah mendapatkan cara untuk menghilangkan kadar sianida dalam Benguk secara turun-temurun dari orang tuanya. Pada prinsipnya dapat dilakukan dengan melalui perendaman, dikukus, direbus, atau dengan fermentasi.Â
Pengolahan yang umum dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara :
1. Benguk yang sudah diambil bijinya yang sudah kering (umumnya dijemur dahulu untuk melepaskan bijinya) direbus terlebih dahulu sampai masak.Â