Mengungkap semangat, orang Sunda dapat memulainya melalui aktivitas membangun wacana.
Konteks sebagai bangsa pemikir, tatanan alam sekitar  layak menjadi inspirasi penyeimbang menghadapi   tantangan kehidupan, sehingga wacana pun dinilai tepat menjadi "sarana" menjaring bertebarannya ilmu pengetahuan bagi orang Sunda.
Wacana sebagai mana dimaksud yaitu  berupa sikap luhur Bangsa Sunda dalam hal membangun jati diri, sebagaimana dicontohkan melalui ungakapan "Catur Watak".
Dari asal katanya, Catur Watak memiliki arti empat sikap atau empat karakter. Keempat karakter dalam uraian dimaksud diantaranya adalah mengenai, Kukuh kana jangji (Teguh memegang janji), Leber wawanen (penuh keberanian), Silih wawangi (saling menjaga kebaikan dan keutamaan dalam kepwmimpinan), dan medangkeun kamulyaan (menebar kemuliaan hidup).
Eni Sumarni, selaku Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menyampaikan pemahaman Catur Watak tersebut dalam kesempatan giat "Patarema Rasa" di Gedung Kesenian Teras Sunda Cibiru Kota Bandung, Sabtu 13 Agustus 2022.
Dalam temu budayawan Sunda itu pula, mengungkap sejumlah persoalan krusial kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga membangun wacana tentang karakter bangsa menjadi penting untuk dikedepankan kembali.
Eni menilai, kesempatan yang banyak tentang upaya membangun kembali karakter bangsa, diharapkan dapat disampaikan kepada kaum muda atau kaum milenial.
Bangsa sangat memerlukan hadirnya  kemampuan kelompok muda agar regenerasi kehidupan terpelihara.
Kajian rutin sedianya dikuti berbagai elemen budayawan mulai dari Iwan Natapraja, Dian Rahadian, dan Dadan Syaripudin. Mereka konsen dalam strategi pencerahan dan kajian Ke-Sunda-an dalam disiplin sejarah, bahasa dan makna filosofis serta konsep-konsep berkebangsaan.