Kecenderungan turunnya suara Partai Islam dalam pemilu 2014 sudah mulai tercium sepanjang menjelang pelaksanaan pemilu. Setidaknya, menurut hasil Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Februari silam menyingkapkan perolehan suara pemilu PKB 5,6%, PPP 4,1%, PKS 2,7% dan PAN 1,9%.
Survei itu dilakukan untuk 1.220 responden yang tersebar Indonesia dengan pertanyaan ‘bila pemilu nasional diadakan l 3 Februari 2013’.Survei lainnya datang dari Lembaga Klimatologi Politik (LKP) juga mengadakan survei April ini dengan hasil: PKS 5,1%, PAN 4,6%, PKB 4,4%, PPP 3,9% dan PBB 0,9%.
Dapat dikatakan hasil survey belum bisa mewakili kondisi sebenarnya tetapi setidaknya dapat menangkap gelagat dan menggambarkan kecenderungan kemungkinan yang terjadi dalam perolehan suara.
Sebab musabab merosotnya minat rakyat terhadap Partai Islam mengutip pernyataan dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang menilai penyebabnya karena untuk Partai Islam tidak punya isu dan agenda yang strategis dan memihak kepentingan ummat (rakyat). Parpol Islam dan bukan Islam juga ternyata sama saja aspirasi dan jenis kelamin politiknya, tanpa diferensiasi visi-misi dan program yang pasti. Selain itu, partai Islam juga tidak bersih dan tidak peduli terhadap kebijakan pemberantasan korupsi.
Cerminan elektabilitas parpol Islam yang semakin menurun juga dikarenakan parpol Islam kehilangan sosok figure seseorang tokoh yang berani memperjuangkan ideologi Islam secara lebih pribumi seperti Gus Dur.
Melalui hasil survey tersebut, ada waktu bagi parpol Islam untuk memperbaiki kualitas diri dengan lebih mendekatkan dengan konstituennya. Perbaikan yang dimaksud adalah kinerja, serta pelaksanaan program partai yang harus merakyat dan membumikan Islam.