Mohon tunggu...
Tedy Sanjaya
Tedy Sanjaya Mohon Tunggu... Insinyur - Industrial Engineer

writer | salafiyyun insyaallah | industrial engineer | supply chain & customer care specialist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebenaran Bukan Lagi Soal Perspektif

1 Juni 2017   16:04 Diperbarui: 1 Juni 2017   16:30 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adik tahu tidak, dulu kakak berpikir Islam Sunni dan Syiah itu sama lho. Karena sama-sama bertuhankan Allah dan Bernabikan Muhammad. Bahkan kakak dulu menganut sufisme dan mendewakan Rumi dan Al-Hallaj. Maklum, pemikiran kakak dulu terlalu sekuler, apa aja diterima, seperti dik Afi sekarang ini. Tapi Alhamdulillah, kakak diberikan hidayah oleh Allah, 7 tahun lamanya Allah baru memberikan hidayahnya kepada kakak.

Alhamdulillah kakak diberikan hidayah berupa mudah menerima nasihat, tentunya nasihat yang tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad. Dan kakak harap dik Afi juga bisa dengan mudah menerima nasihat dan pendapat orang lain ya, jangan keras kepala :)

Dik, kita lahir sebagai kulit hitam atau kulit putih adalah warisan, kita lahir sebagai orang sunda, jawa, tionghoa adalah warisan, kita lahir dengan organ tubuh yang lengkap juga merupakan warisan.

Namun apakah agama kita juga warisan? pada asalnya YA, Allah mewarisi kita agama Islam semenjak kita lahir, sebagaimana sabda Nabi Muhammad dalam hadits shahih riwayat Bukhari & Muslim :

"Tidak ada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fitrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi"

Ya, pada asalnya agama kita adalah warisan, yakni Islam. Tetapi setelah itu menjadi pilihan masing-masing orang tuanya, dan setelah dewasa maka menjadi pilihan masing-masing individu. Maka dalam hal ini, kebenaran tak lagi masalah perspektif.

Kebenaran telah menjadi hal yang hakiki, bukan lagi masalah perspektif, dan Islam adalah kebenaran yang hakiki itu, sesuai warisan yang telah diwariskan Tuhan kepada kita, bukan hal yang diberikan orang tua kepada kita.

Dik, tahukah kenapa Tuhan mewariskan Islam kepada kita? Bukannya sebagai pilihan? Jawabannya adalah karena kita diciptakan sebagai hamba-Nya, seonggok manusia yang tidak bisa apa-apa tanpa kuasa-Nya. Dan itulah arti dari Islam sendiri, berserah diri pada kuasa dan kehendak-Nya.

Dik, pernahkah adik mendengar kisah Nabi Muhammad menyuapi seorang yahudi buta? Yahudi buta tersebut selalu menjelek-jelekan Nabi Muhammad padahal yang dijelek-jelekkan sedang menyuapinya? Dan Nabi Muhammad sampai dengan akhir hayatnya tidak pernah memberitahukan kepada Yahudi buta tersebut bahwa ia lah yang menyuapkannya?

Dik, tahukah bahwa Nabi Muhammad ketika berperang memerintahkan kepada pasukannya agar jangan menghancurkan gereja dan tempat ibadah umat lainnya? Hal yang bertolak belakang dengan Amerika yang katanya negara yg paling menjunjung tinggi HAM tapi dengan seenaknya menghancurkan rumah ibadah di Irak, Afghanistan, Libya, dan yang lainnya?

Dik, tahukah dalam berperang Nabi Muhammad melarang untuk membunuh wanita, anak-anak, dan orang yang menyerah? Hal yang bertolak belakang dengan Amerika, Israel, dan Syiah yang tanpa rasa bersalah membunuh orang-orang yang tak berdosa bahkan anak-anak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun