Mohon tunggu...
Teene_ 99
Teene_ 99 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sarjana Akuntansi Perpajakan STIE "YKP" YOGYAKARTA

Sarjana Akuntansi Perpajakan STIE "YKP" YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Milenial dan Budaya Asing

3 November 2022   08:24 Diperbarui: 3 November 2022   08:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/hutan-pohon-pedesaan-sepeda-8720186/ 

         Indonesia merupakan salah satu negara dengan budaya terbanyak di dunia. Dilansir dari Databook.katadat.co.id, Indonesia memiliki 1.239 warisan budaya Takbenda dari data yang dikumpulkan ditahun 2020. Ini mencerminkan bahwa Bangsa kita bukanlah bangsa yang miskin akan kebudayaan melainkan sangat kaya akan Budaya. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah kita mengetahui warisan budaya tersebut?

         Dalam era teknologi yang memodernisasikan dunia, kita dituntut untuk terus menjaga dan melestarikan budaya kita. Mirisnya, kaum Milenial yang katanya sebagai penerus dan harapan bangsa malah terjerumus dan jatuh cinta dengan budaya asing yang hanya di promosikan selama satu menit. Mereka sangat antusias dan bangga akan trend budaya asing, seakan-akan itu adalah budaya mereka sendiri. Bahkan ada yang sampai mencintai dengan sangat ekstrim budaya asing tersebut hingga lupa akan identas aslinya. Lucunya adalah disaat seseorang menananyakan apa budaya didaerahmu?, dia pasti akan sangat berpikir keras tentang budayanya sendiri tetapi ketika ditanyakan apa budaya yang ada di korea, barat, dan lain sebagainya pastinya dia akan menjadi yang terdepan. Sangat disayangkan bukan?,

          Warisan budaya yang telah diturunkan dari zaman dahulu kini terkikis oleh zaman dan teknologi yang hanya dengan mempromosikan satu menit saja sudah bisa mendapatkan simpati dihati para orang-orang yang tak tahu identitasnya (miris). Disaat negara-negara lain berusaha mengembangkan dan mempromosikan budayang, Kita hanya menjadi konsumen budaya yang diberikan orang lain tanpa tahu asal usulnya, sedangkan kita sendiri mempunyai budaya yang sangat mahal dalam perjalanan bangsa ini.

         Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama kembali dan mencintai identitas kita sebelum mencintai identitas orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun