Mohon tunggu...
Tazkia Nurfauziana
Tazkia Nurfauziana Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Permasalahan Petani dan Dampak Adanya Covid-19 terhadap Kehidupan Petani di Desa Banjarejo, Magetan

2 Juni 2020   08:14 Diperbarui: 2 Juni 2020   10:03 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Petani memilki kalender pertanian untuk mengetahui bulan – bulan penanaman dan bulan pemanenan. Kalender peertanian yang umum digunakan di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan ini adalah bulan Oktober atau bulan kesepuluh dilakukan persiapan untuk pembenihan padi, selanjutnya pada bulan November dilakukan penanaman pada. Proses pemeliharaan setelah proses penanaman terjadi sekitar 3 bulan dan proses pemanenan dilakukan pada bulan Januari. 

Penanaman kembali dilakukan setelah proses pemanenan yang pertama yaitu sekitar Januari akhir sampai dengan Bulan Februari. Pemanenan kembali akan dilakukan pada bulan April setelah proses pemeliharaan. Proses pemberishan setelah panen untuk dijadikan penanaman komoditas jagung sekitar 15 hari. 

Sekitar bulan Mei dilakukan penanaman pada komoditas Jagung. Waktu pemeliharaan yang dibutuhkan tanaman jagung yaitu sekitar 110 hari atau kurang lebih 3 – 4 bulan. Pertanian pasti memiliki berbagai permasalahan dalam prosesnya. Permasalahan yang pasti muncul yaitu permasalahan hama. 

Hama yang menyerang komoditas padi adalah hama wereng, belalang, dan potong leher ketika padi sudah mulai kuncup. Hama pada komoditas jagung yaitu hama tikus, ulat dan tupai yang sering menyeerang biji jagung. Hasil komoditas jagung akan baik ketika musim kemaraua adalah hasil komoditas yang menggunakan biji 2 dikarenakan biji dua adalah biji yang bagus ketika ketersdiaan air sedikit. Permasalahan yang sering muncul lainnya yaitu transportasi ketika proses panen pada musim penghujan pada komoditas padi cenderung susah dikarenakan jalannya yang ditempuh becek. 

Penjualan dengan harga yang rendah atau harga yang naik turun juga merupakan masalah. Penjualan dengan harga yang tidak stabil tersebut pada komoditas jagung apabila dirata – rata sekitar Rp.,50.000 kenaikan dan penurunan. Permasalahan yang selanjutnya yaitu mengenai persediaan pupuk yang susah yang akan mengaibatkan sebuah keterlambatan. Petani mendapat pupuk subsidi yang tidak sesuai dengan keinginan atau terjadi pembatasan. 

Solusi yang dilakukan oleh petani yaitu dengan cara menunggu atau memiliki membeli pupuk yang bukan subsidi dengan harga mahal. Pupuk subsidi dibeli dengan harga sekitar 125.000/ 50kg sedangkan pupuk non-subsidi dijual dengan harga 190.000/25 kg sehingga petani yang tidak memiliki uang lebih memilkh menunggu yang nantinya akan berdampak pada produktivitas hasil panen atau kualitas panen yang dihasilkan. Permasalahan dalam proses budidaya adalah sulit untuk mencari buruh tani yang mencangkul karena bersamaan dengan petani yang lain. 

Sistem upah pada buruhh tani yang melakukan penanaman atau istilah jawanya tandur di Desa Banjarejo adalah sistem borongan. Sistem upah borongan ini dilakukan dengan pembayaran Rp 250.00/kotak sawah. Permasalahan – permasalahan tersebut ditemui oleh Bapak Mashudi dalam bertani. Covid – 19 juga sangat memberikan dampak terhadap sumber pendapatan Bapak Mashudi dari segi sumber on – farm ataupun off- farm.  Covid – 19 memiliki dampak terhadap pertanian. Sistem penjualan padi harus dilakukan penahanan untuk tidak menjual karena kondisi Covid – 19 sehingga petani memperoleh hasil pendapatan dari hasil panen mengalami keterlambatan. 

Proses dalam memperoleh pupuk yang langka juga merupakan dampak Covid – 19 pada pertanian. Pendistribusian yang mengalami keterlambatan karena berhubungan dengan kebijakan pemerintah tentang pembatasan – pembatasan yang terjadi. Keterlambatan pendistribusian pupuk tersebut yang juga akan berdampak pada hasil panen yang diperoleh. Hasil panen yang diperoleh akan megalami penurunan kualitas sehingga harga yang diperoleh juga rendah.

Bapak Mashudi juga merupakan petani yang memiliki pekerjaan sampingan yaitu pembeli pisang serta pendistribusian pisang ke pabrik – pabrik olahan pisang dan dijual di toko milik pribadi. Pendistribusian biasanya dilakukan dengan via sosial media. Covid – 19 membawa dampak pada penyaluran pisang ke pabrik – pabrik olahan dikarenakan permintaan yang menurun dan juga kondisi pasar yang spei pengunjung sehingga pabrik mengurangi produksinya. 

Pendistribusian yang yang dilakukan di toko milik pribadi tersebut secara tidak langsung mengurangi pendapatan. Sumber pendapat off- farm juga mengalami dampak yaitu toko miliki pribadi lebih sepi dari biasanya namun penurunan yang dialami tidak terlalu tinggi. Kesimpulannya dampak Covid – 19 terhadap pertanian dan sumber pendapatan petani yaitu menurunkan hasil pendapatan yang ada dari ketersediaan pupuk, penurunan hasil keuntungan industri dan juga penurunan pesanan pendistribusian. 

Harapan dari narasumber terkait adanya covid -19 yaitu semoga virus ini dapat segera hilang dan kehidupan pertanian dapat berjalan seperti biasa dan juga terkait permasalahan pertanian. Narasumber Bapak Mashudi diharapkan permasalahan pertanian seperti adanya hama dapat ditemukan pencegahan yang tepat dan ketersediaan pupuk yang cukup serta biaya pupuk non subsidi terjangkau. Kestabilan harga pada hasil panen juga diharapkan dapat lebih baik dari sebelumnya.

#TangguhHadapiCovid19

#EkonomiPertanian

#FapertaUnej

#TraditionOfExcellence

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun