Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Istirahatlah di Waktu Sore" dan Makna Tersirat di Dalamnya

4 Februari 2021   21:37 Diperbarui: 4 Februari 2021   22:10 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Istirahatlah di waktu sore" (kibrispdr.org)

Pada bagian sebelumnya, kita sudah membahas tentang "belajar di waktu pagi" dan "bekerjalah di waktu siang". Seharusnya Anda semua, sidang pembaca yang budiman sudah bisa mengambil hikmah di dalamnya.

Kali ini kita akan masuk lebih jauh untuk mengupas tentang makna yang tersirat dari ungkapan "Istirahatlah di Waktu Sore". Kenapa harus di waktu sore? kenapa tidak di waktu malam? Ya, silakan saja disesuaikan dengan keinginan masing-masing, selama maksud dan tujuannya sama.

Mari kita lihat lebih dekat makna yang tersirat di dalamnya.

"Istirahatlah di Waktu Sore"

Setelah kita banyak belajar di waktu pagi, bekerja dengan maksimal di waktu produktif setelahnya dan menjalani setiap waktu di dalamnya dengan tetap meningkatkan keimanan kepada Sang Pencipta, maka selanjutnya tibalah saatnya kita untuk "beristirahat di waktu sore".

Ya, maknanya adalah, jika kita sudah puas belajar dengan maksimal, berkarya dengan optimal, maka pada saat kita kembali ke pangkuan Ilahi (istirahat di waktu sore), tidak ada hal yang kita sesali di dunia ini.

Coba perhatikan, berapa banyak orang yang begitu mencapai usia lanjut tertentu, katakanlah 60 tahun atau setelahnya, maka di antara mereka ada yang "baru menyadari" kalau banyak sekali hal yang belum sempat dia lakukan.

Kita sudah paham dengan sebenar-benarnya pemahaman, kalau salah satu ciri waktu adalah tidak terbarukan. Ia akan hilang seiring pergantian hari dan pergeseran masa.

Tapi tetap saja, selalu ada orang yang membiarkan dengan ringan waktunya berlalu tanpa ada suatu hal yang meningkat di dalam dirinya. Padahal seharusnya, ketika "waktu sore" tiba untuk kita, maka sudah tidak ada lagi hal yang perlu kita sesali, karena seluruh tugas kita sudah paripurna. Ya, begitulah idealnya.

Tapi pertanyaannya, apakah setiap kita bisa mencapai hal yang ideal itu? Tentu bisa jika kita sadar lebih awal. Tapi bagaimana kalau sudah terlanjur berlalu semua hal ini? Kalau semuanya sudah berlalu, maka Anda tidak mungkin sedang membaca tulisan ini.

Kalau Anda masih membacanya, berarti Anda masih ada waktu untuk melihat kembali apa yang sudah terjadi di masa lalu. Setelahnya, Anda bisa menambal apa yang masih kurang, melengkapi apa yang kurang sempurna dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun