Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wacana Capres dan Caleg Harus Lulus Kuliah Itu Menarik

30 Januari 2021   07:22 Diperbarui: 30 Januari 2021   07:30 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlukah capres hingga caleg berpendidikan tinggi? (pixabay.com)

Draf RUU Pemilu mengundang reaksi yang beragam dari kalangan masyarakat, khususnya para politisi. Kenapa? karena salah satu aturannya membahas tentang calon anggota legislatif dan calon presiden yang minimal harus berpendidikan perguruan tinggi.

Tentu hal ini menarik untuk kita lihat lebih jauh. Tentu wajar terjadi silang pendapat terkait wacana ini. Apalagi semua pihak pasti memiliki kepentingannya masing-masing. 

Bagi yang tidak ingin wacana ini jadi kenyataan, tentu mereka akan menyampaikan argumen sesuai kepentingannya dan begitu juga sebaliknya. Tapi pertanyaannya, perlukan wacana ini dijadikan kenyataan? ataukah cukup dengan pasal yang masih berlaku saja yaitu Pasal 240 UU Pemilu yang mensyaratkan minimal pendidikan calon presiden hingga anggota DPR adalah SMA atau sederajat?

Tentu saja semua masih harus dilihat dari berbagai aspek. Tapi minimal, mari kita lihat beberapa kelebihannya jika RUU ini jadi diundangkan.

1. Semakin Tinggi Pendidikan, (umumnya) Semakin Berkualitas Bacaan

Ketika menemani kegiatan sekolah anak saya, di sekolah itu sedang diputar sebuah lagui yang ketika itu belum pernah saya dengar. Liriknya begini,

"Mau jadi dokter ya harus membaca, jadi arsitek ya harus membaca, mulailah dengan gemar membaca,

Mau jadi Presiden ya harus membaca, jadi pengusaha ya perlu membaca, semua kan tercapai dengan banyak membaca..."

Ya, ternyata kalau mau jadi apapun yang kita inginkan, salah satu pondasi yang kita bangun adalah dengan gemar membaca. Lalu apakah semua bacaan itu baik? Ya, tentu saja baik selama dengan membaca itu membuat pikiran dan pandangan kita lebih visioner, segar dan seterusnya.

Tapi apa yang membedakannya? Sederhananya begini. Kapan Anda terakhir membaca komik? SD,SMP atau SMA? Kalau saya SD. Mungkin ada yang berbeda. Lalu jika saya bertanya lagi, kapan Anda (mulai) membaca jurnal? mungkin sebagian besar kita (tidak semua) mulai membaca jurnal ketika kuliah.

Lalu apa poinnya? Ya, umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka bahan bacaannya (biasanya) akan semakin berkualitas. Dengan membaca yang berkualitas, maka pola pikir pun akan terbentuk lebih berkualitas (umumnya), tingkah laku akan lebih berkualitas hingga kebijakanpun pada akhirnya akan berkualitas untuk kepentingan rakyat.

Pada bagian ini lah letak pentingnya seseorang yang berpendidikan tinggi untuk mengemban suatu amanah, apalagi yang berkaitan dengan jabatan legislatif dan eksekutif yang mewakili sebuah negara.

Apakah menurut Anda bangsa ini bisa dipimpin dengan orang-orang yang membaca komik detektif konan, lalu berusaha memecahkan masalah yang pelik? Mungkin Anda yang bisa menjawabnya.

2. Semakin Tinggi Pendidikan, (umumnya) Semakin Tinggi Percaya Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun