Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini 3 Rahasia Kenapa Belajar Itu "Tak Perlu Banyak"

18 November 2020   11:15 Diperbarui: 18 November 2020   11:24 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lakukan dulu 3 rahasia ini sebelum "belajar banyak" (sumber:superprof.co.id)

Ilmu itu bukanlah tentang banyaknya. Tetapi tentang kualitas dan amalannya. Karena yang dihitung dan bernilai itu adalah ketika ilmu itu diamalkan, bukan hanya sekadar ada di kepala kita, apalagi sampai di salah gunakan.

Saya terdiam sambil menatap wajah guru saya tadi. Wajarlah kalau guru saya ini memang terlihat sangat kalem dan tenang di luar mengajar di kelas. Akhlaknya santun. Jarang bicara jika tidak diminta. Menyapa orang lain dengan sopan. Tertawa secukupnya dan bercanda seperlunya. Minimal itu apa yang saya lihat dalam kesehariannya di lingkungan sekolah.

Pertanyaan untuk kita tentu saja adalah? banyakkah ilmu kita? tinggikah gelar kita? kalau iya, apakah semua yang kita punya itu sejalan dengan amalan kita? Kalau iya, maka pastinya kita tidak akan mungkin sempat lagi bergosip dalam hidup. Mengirimkan berita hoax, menghina orang lain dan seterusnya. 

Karena prinsipnya semakin banyak ilmu kita, seharusnya semakin banyak juga amal kita sesuai dengan ilmu itu. sanggup? Kalau iya maka bagus. Kalau belum, maka lakukan saja apa yang sudah kita tahu sambil secara perlahan meningkatkan ilmu kita dan secara langsung meningkatkan amal kita sesuai ilmu itu.

Mudah? tentu saja tidak. Bisa dilakukan? minimal kita harus berusaha melakukannya. Inilah rahasia pertama mengapa guru saya tadi tidak ingin kami "belajar banyak".


2. Sudahkah Kau Bagikan Ilmumu ke Orang Lain?

Guru saya tadi pernah mengatakan,

"Jika penyakit ilmu adalah lupa, maka membagikan ilmu adalah obatnya"

Setelah kau mengamalkan ilmu tadi ke dirimu sendiri, maka langkah selanjutnya kau harus membagikan ilmu itu ke orang lain agar ilmu itu semakin lengket ke dirimu.

Lagi-lagi benar dan tepat apa yang disampaikan guru saya ini. Persis seperti kalimat bijak yang dia sampaikan di atas. Dengan membagikan ilmu kepada orang lain, maka ilmu itu akan semakin "kekal" di dalam diri kita. Karena kita sudah melewati 2 fase mengingat ilmu. Yang pertama adalah mengamalkannya (fase 1) dan yang kedua adalah mengajarkannya (fase 2), maka wajar ilmu itu akan lengket di diri kita.

Jadi, sebelum kau menambah ilmumu lagi, pastikan kau sudah membagikan "ilmu lamamu" ke orang lain. Kalau belum, maka tidak ada gunanya kau belajar ilmu baru hanya untuk melupakan ilmu lama. Lanjut guru saya tadi. Kalimat ini perlu saya ulangi sekali lagi,

"Tidak ada gunanya belajar ilmu baru jika hanya bermaksud melupakan ilmu yang lama"

Makjleb lagi! Bijak dan penuh hikmah. Itulah mungkin kenapa sebagian ahli ilmu berpendapat kalau belajar dan bicara dengan orang yang 'alim dan berilmu jauh lebih utama dibanding melaksanakan shalat sunnah sekalipun. Ternyata benar adanya.

Jadi, penting bagi kita untuk mengajarkan ilmu yang kita punya sebelum mencoba belajar banyak hal baru lagi. Ini rahasia kedua kenapa belum perlu bagi kita untuk "belajar banyak".


3. Sudahkan Kau "Dawamkan" Amalanmu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun