Ospek Virtual boleh jadi adalah solusi untuk melakukan orientasi (khususnya) mahasiswa baru tahun ini. Di tengah situasi yang tidak mudah yang harus dihadapi bangsa ini, maka mengurangi aktivitas tatap muka secara fisik dan melakukan banyak kegiatan secara virtual tentu merupakan opsi yang bisa kita lakukan.
Tentu saja melakukan ospek virtual sangat jauh berbeda di banding ospek manual seperti yang pernah banyak orang alami dalam hidupnya.Â
Bagaimana momen seolah-olah menyeramkan bagi mahasiswa baru, dan bagaimana momen seolah-olah menyenangkan bagi panitia orientasi mahasiswa baru adalah sekelumit dari keseruan yang terjadi dalam orientasi mahasiswa baru.
Jika cerita tentang Ospek, mungkin saya bisa menceritakannya dalam beberapa seri tulisan (mungkin coba dicicil ya), karena begitu banyak keseruan yang saya rasakan.
Khususnya sebagai panitia, mulai jadi Panitia terbaik, teramah hingga terlucu (menurut peserta ospek), adalah beberapa deretan dari "penghargaan" selama menjadi panitia ospek. Tapi oke, kita parkir dulu cerita itu dan sekarang kita fokus dulu ke hal yang secara global akan kita bahas.
Bicara tentang ospek virtual (tentu saja baik di tengah situasi saat ini), ada hal-hal yang tentu saja akan hilang jika dibanding dengan ospek manual yaitu dari sisi "Human Touch" antara peserta, panitia, civitas akademika dan semua kru yang bertugas membantu acara. mari kita lihat lebih jauh.
Hilangnya Keakraban Peserta-Panitia
Ketika menjadi peserta ospek dulu (Sebelum menjadi panitia di tahun selanjutnya), saya melihat bahwa banyak panitia yang ternyata sangat baik dengan para pesertanya.Â
Mereka membantu peserta dengan tulus (minimal yang terlihat), mengobati peserta yang sakit, dan mengizinkan istirahat bagi yang kelelahan dan banyak hal baik lainnya. Ini membuktikan kalau keakraban antara peserta dan panitia sesungguhnya bisa di bangun mulai dari masa ospek.
Terlepas dari kasus-kasus pemukulan dan seterusnya di dalam ospek, ternyata lebih banyak panitia ospek yang baik dan ingin membangun keakraban dengan mahasiswa baru atau adik kelasnya itu, terlepas apapun modusnya (kita harus positif thinking saja).Â
Ini membuktikan kalau sisi "human touch" pada ospek manual tentu tinggi dan baik untuk kenyamanan mahasiswa baru yang akan berada di tempat yang baru pula.