Mohon tunggu...
Taoel
Taoel Mohon Tunggu... Penulis - Wiraswasta

Tulisan Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Memahami Urgensi NKRI Harga Mati

13 Agustus 2020   22:01 Diperbarui: 3 November 2021   15:51 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila | sumber: KOMPAS/TOTO SIHONO

Catatan sejarah menunjukkan  bahwa Negara Kedaulatan Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Negara yang memiliki beraneka ragam ras, suku, adat dan budaya serta luas wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke. 

Dengan adanya kemerdekaan ini secara resmi Indonesia mempunyai suatu keutuhan dan kekuasaan wilayah, adat, budaya serta suku yang menghiasi dan menjadikan negara ini menjadi negara majemuk.  

Berbagai elemen Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam(SDA)  yang begitu melimpah dan keanekaragaman flora-fauna merupakan suatu  bentuk nyata surga dunia yang dimiliki oleh negara ini. 

Diharapkan dengan adanya hal tersebut  dapat memaksimalkan potensi yang ada dan memberikan manfaat seperti terwujudnya situasi dan kondisi negara yang tentram, aman dan nyaman, berkembang pesatnya bangsa dalam berbagai sektor, mengokohkan identitas dan jatidiri bangsa serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Selain itu , apa yang dimiliki negara kita saat ini tidak masuk dalam kamus jual beli dalam bentuk apapun. Ini merupakan suatu akad dari seluruh elemen bangsa ini. 

Bahkan saya pernah mendengar dalam suatu ceramah Almarhum Gus Dur, kurang lebih beliau berkata, "Tidak ada satupun jabatan yang harus diperjuangkan dengan nyawa entah itu setinggi apapun. Tapi kalau sudah menyangkut harkat dan martabat negara maka harus dipertaruhkan walaupun itu nyawa taruhannya".  

Dari kutipan tersebut bisa saya artikan bahwa  NKRI Harga Mati adalah  segala harkat dan martabat negara yang bersumber berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 harus dipertahankan, diperjuangkan dan dijunjung tinggi meskipun nyawa taruhannya.

Lika-liku bangsa ini sebenarnya masih panjang. Ada beraneka ragam rintangan yang sudah menanti di masa depan. Jika sedikit saja bangsa ini kehilangan harkat dan martabat serta jatidiri bangsa, lalu mau dikemanakan negara ini? 

Bentuk keprihatinan  tentu saja tidak cukup, perlu adanya ikhtiar yang nyata. Contoh kecil semisal hafal dan mengamalkan Pancasila, belajar dengan tekun jika anda seorang pelajar atau mahasiswa, bekerja dengan sunguh-sungguh, saling bergotong royong  dan masih banyak lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun