Mohon tunggu...
Tauhidin Ananda
Tauhidin Ananda Mohon Tunggu... Administrasi - Hari ini mimpi jadi kenyataan

pegiat sosial, hobi jalan-jalan kuliner dan nonton bola

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Tebak Cawapres Jokowi, Bukan Sekadar Tokoh, Melainkan Politisi Teknokrat

9 Juli 2018   19:53 Diperbarui: 9 Juli 2018   20:11 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (antara)

Mencari sosok terbaik sebagai pendamping Jokowi dalam mengarungi kontestasi Pilpres di 2019 semakin menegangkan saja. Tentu saja menegangkan bagi pendukung, baik itu simpatisan, relawan, ataupun partai, maupun sosok yang terang-terangan menyodorkan dirinya atau malu-malu untuk menampakkan dirinya sebagai calon yang pantas menjadi Cawapres Joko Widodo.  Kejadian terakhir semakin menghangatkan pencarian ini. Kejadian yang paling menarik adalah pertemuan Joko Widodo dengan Megawati Soekarno Putri di Istana Batu Tulis, Bogor, pada Minggu (8/7/2018). Kemudian muncul pernyataan bahwa Jokowi telah mengantongi 10 nama yang siap untuk disebutkan di kala 'cuaca cerah". 

10 nama tersebut akan dibahas oleh Jokowi bersama parpol koalisi. Mulai dari figur-figur cendekiawan, purnawirawan TNI-Polri, politisi serta kalangan teknokrat dan profesional masuk dalam daftar tersebut. Tokoh-tokoh tersebut tentu saja sudah masuk dalam pertimbangan Jokowi dan timnya.  

Tokoh seperti apa?

Jadi seperti apa sebenarnya sosok yang dibutuhkan oleh Jokowi? Agenda terbesarnya adalah menuntaskan janji-janji pembangunan. Selama lima tahun pertama, Jokowi gencar sekali mencanangkan pembangunan di seluruh pelosok wilayah Indonesia. Beberapa ada yang sudah selesai, namun, sebagian besar masih dalam tahap pelaksanaan. Hal ini membutuhkan pengawalan yang jelas demi menuntaskan program-program pembangunannya. Dalam hal ini, Jokowi membutuhkan sosok yang memahami program pembangunan yang telah dicanangkannya, serta memahami proses pembuatan kebijakan pemerintahan untuk mendukung program-program pembangunan tersebut. Dengan kebutuhan mendesak menuntaskan program-program pembangunannya, maka, tokoh yang mendampinginya harus mengerti ekonomi. 

Mengapa tidak dari kalangan militer (purnawirawan TNI/Polri) atau tokoh agama? Dari kategori ini, muncul ke permukaan nama tokoh-tokoh tenar seperti Budi Gunawan, Moeldoko, Gatot Nurmantyo, ataupun Tuan Guru Bajang. Yang harus menjadi pertimbangan, saat ini kondisi negara dianggap aman, tidak dalam keadaan perang, dan dianggap sebagai negara muslim modern dan moderat terbesar di dunia. Walau masih ada riak-riak terorisme berbasis agama atau pun separatisme, namun Jokowi terlihat mampu mengendalikannya lewat langkah-langkah yang dilakukan oleh para pembantunya, Panglima TNI, Kapolri, maupun Menkopolhukam. 

Kembali kepada tokoh yang paham ekonomi dan pembangunan. Sosok ini memiliki kompetensi teknis, dan biasanya banyak diisi oleh kalangan profesional. Sosok seperti ini adalah teknokrat, menguasai hal-hal yang bersifat teknis dan detil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Sebut saja nama Sri Mulyani, Agus Martowardojo mewakili teknokrat yang memahami sisi ekonomi. Namun, ternyata sosok  teknokrat kadang tidak mampu menembus barikade politis yang siap menghadang kebijakan pemerintahan. Sosok teknokrat murni seperti SMI ataupun AM terlihat gagap menghadapi langkah-langkah politis dari oposisi. Suatu hal yang wajar, karena teknokrat tidak memiliki jaringan untuk melakukan penetrasi dalam dunia politik yang kompleks.

Lalu tokoh berikutnya yang mungkin tampil berasal dari politisi. Sebut aja tokoh parpol koalisi seperti M Romahurmuziy  Ketum PPP, ataupun Muhaimin Iskandar, Ketum PKB. Kedua tokoh ini tentu saja dapat menembus barikade politis yang menghambat pemerintahan. Namun, bagaimana tokoh-tokoh politisi ini mampu menerjemahkan program-program ekonomi dan pembangunan Jokowi? Tanpa pemahaman mumpuni tentang ekonomi dan pembangunan, tentu sosok ini akan tergagap. Sama tergagapnya dengan para teknokrat yang tidak mampu menembus barikade politis lawan-lawan politik Jokowi. 

Tokoh dengan pemahaman teknis mumpuni dan kelihaian berpolitik

Ada yang mengatakan, menteri-menteri seharusnya dapat memahami keinginan Jokowi. Tapi tunggu dulu, Para menteri pun harus dipandu secara mendalam agar mereka dapat memahami dan menjiwai betul apa yang diinginkan Jokowi.

Saat ini, fungsi tersebut dijalankan oleh Jusuf Kalla. sosok senior yang paham menerjemahkan keinginan Jokowi dalam melaksanakan program pembangunannya. Pemahaman yang dibangun dari pengalaman sebagai pebisnis yang telah malang melintang mengarungi dunia bisnis dan dunia politik di Indonesia.

Memahami kemampuan yang dimiliki oleh JK ini, sempat ada wacana untuk kembali menduetkannya bersama Jokowi untuk kedua kali. Namun, keinginan tersebut terbentur oleh Undang-Undang. Pada Kamis (28/6/2018) beberapa waktu lalu, Mahkamah Konsititusi (MK) dalam putusannya telah  menutup pintu review terhadap UU Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pemilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun