Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Kabar yang Mengagetkan (Sebuah Kisah Nyata)

16 September 2020   13:53 Diperbarui: 16 September 2020   17:58 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mahardika Prasetyo," kata pria itu mengenalkan.

Semua kisah tentang Pras, begitu saya memanggilnya, berawal dari pagi hari itu, ketika kami sedang bersama-sama menemui staf HRD untuk mengambil tiket pesawat yang akan membawa kami berdua terbang ke Medan, Sumatra Utara.

Itu terjadi pada tahun 2003.

Pras, laki-laki berusia 40 tahun- saat itu, adalah (setelah saya semakin tahu siapa Pras) salah satu dari sekian teman-teman saya yang sangat kebapakan. Ia pintar ngemong, nuturi, atau cenderung bersikap seperti layaknya seorang bapak.

Pras adalah tipe orang yang tak mudah mengeluh dengan pekerjaan dan keadaan yang seperti apapun. Ia, seperti yang saya amati, adalah sedikit dari orang-orang yang saya kenal, pekerja-pekerja hebat yang sanggup menunjukkan dedikasi terbaiknya untuk perusahaan. Di Medan dan Riau, ia akan melakukan pekerjaan testing atau pemeriksaan bagian-bagian dari sebuah sistim sebelum sistim tersebut dioperasikan.

Selanjutnya kami pun semakin akrab. Kadang-kadang ia mengajak saya pergi memancing di empang milik penduduk yang ada di tengah hutan belantara untuk membunuh suntuk dan sepi. Kami memancing bersama, memasak ikan hasil memancing dan kami memakannya bersama-sama...

My God, ternyata, betapa mewahnya makan dengan lauk ikan di tepi empang yang sepi. Kami hanya mendengar suara angin dan burung. Tenang dan begitu mendamaikan.

Di tengah-tengah kami makan bersama, Pras banyak bercerita tentang masa lalunya. Masa-masa ketika ia sedang kesulitan sampai akhirnya ia menemukan dunia yang membesarkannya: dunia proyek. Ia, menurut pengakuannya, sudah tak ingat berapa kali terbang bolak-balik pergi ke Irian (sekarang Papua), Sulawesi, Kalimantan dan Malaysia. "Saya menyukai bekerja di proyek karena saya selalu menemukan hal-hal baru," begitu katanya.

"Rumah saya di Cirebon, mas," katanya ketika kutanya dimana istri dan anak-anaknya tinggal.

Jika malam tiba dan kami kesulitan tidur, kami sering bercerita bersama atau sekedar bermain kartu sampai kami benar-benar mengantuk.

Masa terus berganti. Hari dengan cepat berganti minggu dan bulan. Dan, singkat cerita, saya tiba-tiba sudah 10 bulan tinggal bersama Pras. Pada bulan ke 11 saya terpaksa berpisah dengannya karena saya memeroleh kesempatan lebih menantang (lagi): mengerjakan proyek offshore di Thailand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun