Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Apakah Kedua Pekerjaan Ini Masih Dianggap Puncak Karier Orang-orang Teknik?

1 Agustus 2020   16:32 Diperbarui: 3 Agustus 2020   03:09 3896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bekerja di perusahaan multinasional. (sumber: Thinkstockphotos.com via kompas.com)

Pada saat berburu pekerjaan lagi, seringkali mereka mendapatkan tantangan yang lebih besar seperti lokasi proyek yang lebih jauh dari sebelumnya. 

Namun, jika mereka mendapati kompensasi yang (lebih) bagus, mereka umumnya tidak pernah memermalahkannya. Prinsip mereka hanya satu: "grab it, don't think to long".

Meski menjadi employee perusahaan besar asing dan perminyakan atau energi itu membanggakan dan tampak 'wah', tetapi bekerja di perusahaan asing itu belum tentu 'menyenangkan' dan membuat kerasan (betah). Bukan persoalan biasa melainkan sangat menyiksa dalam tanda kutip dan berisiko tinggi, seperti jam kerja yang biasanya jauh di atas rata-rata bekerja di Indonesia. Saya sudah terbiasa bekerja hingga jam 10 malam..

Bagi mereka yang bekerja di lapangan (minyak), mereka harus berhadapan dengan risiko menghirup gas beracun saat pengoperasian fasilitas, seperti gas H2S. Gas ini sangat mematikan sebab tidak berasa (layaknya oksigen) dan mudah dijumpai di ladang-ladang minyak.

Bekerja di ladang minyak lepas pantai juga serupa. Mereka harus mau tinggal berbulan-bulan di anjungan tengah laut. Tak ada keramaian dan peradaban.

Tetapi, dari semua kesulitan di atas, ada satu masalah, yang menurut saya, saya anggap sebagai masalah paling sulit, yaitu: harus siap tidak bertemu dengan keluarga. 

Para pekerja yang bekerja di kontraktor minyak, apalagi jika proyeknya ada di luar negeri atau di tengah laut, harus tahan tidak pulang beberapa bulan. Begitulah! Mereka seperti tak memiliki keluarga...

Cerita bekerja di perusahaan besar di luar negeri dan kontraktor minyak itu sangat membanggakan dan kisah-kisahnya sanggup membuat 'cemburu' pekerja lainnya. 

Tetapi, saya kira, sekarang jaman sedang berubah. Cerita membanggakan bekerja di dua bidang itu hari ini seperti mudah disanggah oleh orang. Musababnya, bukankah hari ini kita sedang hidup di jaman milenium yang menggilasi sektor apapun?

Kisah bekerja di perusahaan besar dan kontraktor minyak dan energi yang dulu begitu keren sepertinya kini tak lagi menjadi primadona. Selain sumbangan devisanya sudah kalah jauh dibandingkan sektor lain, juga predikat keren sebagai CEO, owner, atau founder sekarang menjadi fenomena. Iya, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun