Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Apakah Kedua Pekerjaan Ini Masih Dianggap Puncak Karier Orang-orang Teknik?

1 Agustus 2020   16:32 Diperbarui: 3 Agustus 2020   03:09 3896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bekerja di perusahaan multinasional. (sumber: Thinkstockphotos.com via kompas.com)

Bagi kebanyakan orang, khususnya bagi pencari kerja (lulusan) teknik, di dunia ini hanya ada dua pekerjaan paling dianggap sebagai puncak karir mereka (tetapi, agar saya tidak digugat, setidaknya, ini adalah berdasarkan pengalaman saya). 

Pertama adalah bekerja di perusahaan-perusahaan berkelas multinasional dan yang kedua adalah bekerja di bidang perminyakan dan gas.

Mengapa? Jawabannya adalah: kebanggan dan yang kedua tentu saja besaran gajinya.

Yaps, Anda boleh bertanya kepada siapapun: adakah mereka yang tidak merasa bangga karena mereka bisa bekerja di Airbus, Boeing, Samsung, Chevron, Total, Kellogg, Fluor dan lain-lain?  

Yang kedua, bagi kebanyakan pencari kerja, apalagi bagi orang-orang awan, gaji bekerja di perusahaan-perusahaan besar dan/atau di bidang perminyakan dan gas itu tidak umum, tidak lazim, tak masuk akal, dan membuat 'cemburu'.

Ya. Kedua alasan itu memang benar adanya. Maka dan kadang-kadang, saking 'bangganya', kisah dan cerita mereka seringkali didokumentasikan dan dibagi-bagikan di banyak blog-blog pribadi. Saya sering membacanya..

Banyak mantan atasan saya, teman, sahabat, anak buah dan karib saya yang (pernah) bekerja di perusahaan-perusahaan besar (asing) dan di sektor minyak dan gas, dan dari mereka saya mendapati cerita-cerita yang hampir serupa dengan cerita-cerita yang seringkali didokumentasikan dan dibagi-bagikan di banyak blog-blog pribadi itu.

Pada tahun 1996, saya kenal Aditya, piping engineer yang bekerja di KBR Indonesia. Gajinya, seperti yang dikisahkannya kepada saya, yang berjumlah 25 juta sebulan, benar-benar membuat saya cemburu.   

Pada sekitar tahun 2004, saya juga mengenal Tyo, senior welding inspector, dan darinya saya juga mendengarkan kisah 'mengagumkan'. 

Menurutnya, gajinya selama ia bekerja di salah satu proyek besar di Kuwait, untuk salah satu perusahaan asing Jerman, adalah sebesar 290 dollar per hari. Frans, operator salah satu alat testing, di proyek besar di Abu Dhabi, juga mengabarkan gajinya yang hampir 120 juta sebulan.

Nah, seberapa banyak Aditya, Frans dan Tyo-Tyo yang lain? Jawabnya banyak sekali. Tetapi, saya kira, saya tak perlu menuliskan semua kisah-kisah mereka di artikel ini. Anda, saya yakin, bisa menemukan kisah-kisah mereka di banyak blog-blog pribadi.

Apakah kisah Aditya, Frans, Tyo dan kisah-kisah yang didokumentasikan di blog-blog itu tidak berlebihan? Sekali lagi, jawabannya: tidak. Mengapa? Sebab, dulu, saya juga pernah menjadi seperti mereka.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun