Dan, malam itu, saya melihat Rifky sebagai salah satu contoh nyata. Ia dan banyak teman-teman sekantornya boleh berbangga dan sangat percaya diri menyodorkan kartu nama dengan predikat sangat keren sebagai manager.Â
Dan, oh ya, barangkali teman-teman sekantornya yang lain, yang masih muda-muda itu, pasti memiliki predikat lain yang lebih keren sebagai CEO, owner, atau sebagai founder.
Apakah Rifky bisa melakukan ini semua pada 20 atau 25 tahun yang lalu? Saya yakin ini tak mungkin terjadi!Â
Pada zaman dulu, pada saat saya memulai berkarir, sebelum orang-orang memperoleh penghargaan sebagai manager, mereka harus menjalani karir mereka dari bawah. Yup, dari kasta terendah.
Oleh karena pengalaman dan/atau karir saya hanya pernah bekerja di konsultan dan kontraktor pelaksana proyek-proyek minyak, gas dan energi, maka di artikel ini saya pun hanya bisa membandingkan sedikit kisah pengalaman saya dengan apa yang saat ini terjadi. Pada sektor yang lain, maaf, saya tidak tahu...
Setelah lulus kuliah, saya mulai sibuk mencari pekerjaan di koran-koran lokal di Surabaya. Saya hanya melamar sebagai junior staf dan drafter sebab saya tahu diri.Â
Setelah puluhan kali proses interview, keberuntungan itu akhirnya datang juga. Saya diterima bekerja sebagai drafter (juru gambar). Itu saya lakukan selama hampir 2 tahun, sebelum akhirnya saya menjadi junior engineer/designer.
Saya baru mendapatkan predikat engineer setelah 2 tahun menjadi junior engineer. Itu berarti umur saya sudah 29 tahun.
Untuk menjadi supervisor atau koordinator atau senior engineer itu tidak pernah mudah. Mereka harus mempunyai pengalaman paling tidak 5 tahun, atau 7 tahun atau bahkan 10 tahun bergantung kepada kebijakan dan skala korporasi. Tetapi, yang jelas, jabatan supervisor itu erat sekali dengan jam terbang, pengalaman, waktu, dan proses yang panjang.
Orang-orang yang ditunjuk menjadi manager, biasanya, adalah para senior atau koordinator yang sudah banyak makan asam garam dan paham semua disiplin ilmu.Â