Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjadi Pelobi yang Baik, Pentingkah?

25 Juli 2020   20:03 Diperbarui: 26 Juli 2020   21:56 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melakukan negosiasi. (sumber: apartmenttherapy.com via kompas.com)

Tetapi, eits, tunggu dulu, itu adalah jawaban saya (dulu) sebelum saya kenal dan bertemu dengan teman-teman saya yang sudah memiliki perusahaan atau menjadi direktur. 

Kini, jika saya diberikan pertanyaan memilih yang mana diantara keduanya, maka jawaban saya adalah: lebih baik saya tidak memiliki 'modal' asalkan saya diberikan seorang pelobi yang baik.

Lantas, apa itu lobi?

Seperti sudah saya tuliskan di bagian atas artikel ini, lobi biasa didefinisikan sebagai kegiatan atau upaya orang atau pihak yang memiliki masalah untuk berdiskusi untuk membantu menemukan solusi. 

Berbagai hal dapat melatarbelakang aktifitas lobi dan negosiasi, diantaranya adalah adanya 'masalah' antara kedua belah pihak sehingga mereka secara terbuka dan sadar mendiskusikan perbedaan dan mencoba mencari solusi bersama.

Setiap orang pasti sudah pernah melakukan lobi, termasuk Anda. Kita, bahkan, sudah hampir pernah melakukannya sejak dari kecil, misalnya pernah Anda melakukan negosiasi atau lobi dengan orang tua Anda untuk meminta tambahan uang jajan?

Dalam artikel saya yang sebelumnya yang saya beri judul "Melakukan Negosiasi, Kau Kira Mudah?", saya sudah membagikan kepada Anda contoh sedikit kisah milik Fitri yang membuat saya harus merasa takjub dan memberikannya apresiasi. 

Meski hanya kisah sederhana, saya kira, kisah milik Fitri sudah cukup menceritakan kekuatan negosiasi atau lobi.

Fitri, seorang Head of Finance, oleh CEO perusahaan, ia ditugasi melakukan negosiasi yang tak biasa, yang dalam apa yang saya sebut sebagai imajinasi saya, itu adalah negosiasi yang tak lumrah, sulit, janggal, dan tak logis. Tingkat keberhasilannya sangat muskil, sangat mustahil. Tetapi, ternyata, ia berhasil!

Fitri berhasil melakukan negosiasi dengan pihak yang memiliki kekuatan lebih dari dia, yang menurut logika gampangan saya, pihak yang menjadi lawan Fitri lah yang seharusnya mengendalikan hasilnya. Tetapi, hasil yang terjadi adalah sebaliknya.

Kisah lain yang tak kalah menarik adalah kisah milik Frans. Frans adalah seorang general manager sebuah perusahaan konstruksi. Suatu kali, perusaahan tempat Frans bekerja berhasil memenangkan tender pengadaan barang dari salah satu klien. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun