Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

The Death of Mainstream Media

12 Juni 2020   13:51 Diperbarui: 16 Juni 2020   09:15 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi diolah dari: freepik

Dengan menggunakan bantuan Google AdSense, kini strategi memasarkan menjadi lebih efektif. Muncullah kemudian pasar bebas dan libertarian, yang dikendalikan oleh algoritma media itu, yang membuat media-media online berebutan di klik oleh jutaan atau miliaran pengguna yang menghabiskan waktu berjam-jam sehari di sistem mereka.

Imbasnya, muncullah kemudian istilah klikbait, yang diperebutkan, yang membuat media-media besar harus berseteru dengan media-media 'murahan'. 

Mereka berlomba-lomba membuat berita-berita 'murahan' yang memainkan narasi dan emosi manusia sekedar ingin cepat diklik oleh pengguna. 

Akibatnya, lambat laun kepercayaan publik kepada media mulai tergerus. Ketidakpercayaan ini dengan cepat diisi oleh, siapa lagi kalau bukan media sosial? Para pemesan iklan pun sudah paham mereka harus berbuat apa.

Kepada saya, Rusdi dan Imel, dua orang penjaga kostel yang saya sewa, pernah mengaku satu kali bahwa mereka lebih menyukai Youtube dibanding membaca kabar dari media-media mainstream. 

Menurut pengakuannya, tak jarang mereka menghabiskan waktu enam sampai delapan jam lebih setiap hari hanya untuk menonton video-video yang tersebar di Youtube. 

Mereka tak pernah mempermasalahkan kuota, karena toh bisa mengakses dari wifi kostel yang gratis itu. Dari pengakuan mereka, saya pun menjadi percaya mengapa bahan bakar untuk memanasi mesin untuk menggerakkan media-media itu sekarang menjadi seret.

Saya tidak tahu, apakah hasrat memiliki media itu akan datang lagi atau tidak kelak. Atau, jangan-jangan, angan-angan itu akan terus menjadi mimpi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun