Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Muslim Uighur, Kapitalisasi Media, dan Antitesisnya

24 Desember 2019   10:38 Diperbarui: 24 Desember 2019   17:25 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SENIN sore kemarin (23/12/19), Kedutaan besar China, yang berada tidak jauh dari kantor tempat saya bekerja, kembali didemo oleh sekelompok massa. Dari kaca jendela di ruang kantor, di lantai 15, saya bisa melihat dengan jelas asap yang mengepul dari ban bekas yang dibakar peserta demonstrasi.

Pasti soal Uighur, pikir saya.

Tertarik melihat langsung aksi demo dan ingin mendengarkan dengan jelas tuntutan mereka, saya meninggalkan pekerjaan dan bergegas turun menggunakan lift, lantas berjalan kaki mendekati gedung Kedutaan besar China. Di sebelah RDTX tower, Mega Kuningan.

"Soal Uighur, Pak," kata salah seorang anggota keamanan yang berdiri di samping mobil besar berpenggerak empat roda yang diparkir melintang menutupi jalan DR. Ide Anak Agung Gde Agung. Bundaran Mega Kuningan menjadi macet.

Sesampai di lokasi demo, di depan Kedutaan Besar Tiongkok, saya berhenti. Kepulan asap dari ban bekas yang dibakar massa masih membumbung.

Dari jarak sekitar 20 meter dari tempat mereka melakukan demo, saya bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka tuntut. Jumlah mereka tidak banyak, hanya belasan orang. Belasan polisi berjaga di depan pintu Kedutaan Besar. Mereka tampak santai menjaga aksi demonstrasi.

Saat beberapa orang (asing) berkewarganegaraan China berjalan persis melewati kantor kedutaan, tak satupun dari mereka menolehkan wajah ke arah tempat demontrasi sekadar melihat apa yang sedang terjadi. Sebab, begitu peserta demonstrasi melihat mereka adalah warga negara China, para peserta demonstrasi itu spontan meneriaki mereka dengan kata-kata tidak pantas.

Demonstrasi di Kedutaan Besar China kemarin sore itu seperti menjadi kisah pengulangan demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa, di tempat yang sama, setahun yang lalu.

Ratusan mahasiswa, di tempat yang sama, setahun yang lalu, melakukan demonstrasi mengutuki dan meneriakkan tuntutan-tuntutan kepada Pemerintah China.

Saya (juga) masih ingat, persis pada saat demonstrasi sedang berlangsung, di kantor tempat saya bekerja, beberapa teman kerja saya (juga) terlibat diskusi dan debat beberapa belas menit. Mereka saling adu pendapat tentang muslim Uighur.

Perdebatan antar teman-teman bekerja saya, setahun silam itu, persis seperti perdebatan yang jamak terjadi di ruang percakapan publik. Tetapi, tentu saja, argumen-argumen teman-teman bekerja saya tentang Uighur itu adalah argumen dan pendapat menurut format masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun