Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

'As We Wish' dan 'As It Is'

15 Agustus 2019   23:08 Diperbarui: 16 Agustus 2019   09:00 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesan singkat itu berulang kali El kirimkan ke ponsel saya. Isinya hampir serupa. "Kasihan mama Ida, Pak. Kemarin mama pulang dari kantor jam 9 malam. Rumahnya jauh. Anak-anaknya juga masih kecil."

"Kalau bisa, tolong usulkan agar dia bisa dipindah ke departemen yang lain, pak," tulis El.

"Ya. Ntar dibahas," saya membalas singkat. Saya tak mau lagi memencet-mencet hape untuk membalas pesan El agar rapat saya tidak terganggu.

Mbak Ida, yang El panggil dengan mama Ida, adalah seorang asisten manager. Dedikasi ibu dua orang anak berusia 40 tahun-an yang lulusan universitas swasta itu memang tidak perlu diragukan. Selain dedikasinya bagus, ia juga mempunyai banyak pengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan besar. Koleganya sangat banyak. Komunikasinya juga bagus.

El benar. Ida, menurut amatan saya, adalah sosok karyawan dengan kinerja sangat bagus.

Sayangnya, hubungan Ida "buruk" dengan teman-temannya. Ida tidak disukai teman-temannya (lebih tepatnya beberapa temannya). Kata mereka, Ida tipe pengatur. Jadi, meskipun saya memuji Ida dan El terus menerus mengatakan kasihan dan bersimpati kepadanya, tetap saja itu tak membuat Ida menjadi disukai oleh beberapa temannya.

Satu Ida. Dua pendapat.  

Kali lain, cerita yang berbeda datang dari orang yang berbeda. Ketika saya sedang asyik melihat-lihat pameran lukisan, Imelda, kawan saya yang seorang manajer perusahaan asing, berkirim pesan singkat. "Saya sebal dengan Dani!" tulis Imelda.

"Saya akan pindah tugaskan dia ke lapangan besok," sambungnya.

Saya sebenarnya tidak kaget membaca pesan Imelda. Sudah beberapa kali ia menceritakan keinginnannya "membuang" anak-buahnya itu.

Saya sulit membayangkan betapa gelisahnya Dani menerima surat tugas baru ke lapangan besok. Ibunya yang sudah sakit-sakitan pasti akan melarangnya. Hanya Dani lah satu-satunya teman ibunya yang sudah renta itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun