Najwa Shihab sering kali mengoreksi jawaban narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan memancing tetapi menjebak.
Namun, bagi sebagian orang, Nana dianggap pewawancara yang kurang etika. Pro dan kontra terhadap performa Nana sebagai host sekaligus pewawancara kerap menjadi perbincangan.
Ya, Nana memang kerap memotong penjelasan narasumber atau kadang-kadang ia malah menjadi investigator -- bukan pewawancara. Sehingga, yang kerap terjadi, jawaban dan/atau penjelasan narasumber yang utuh malah sering tidak (sempat) tersampaikan.
Lalu, bagaimana dengan Karni?
Karni Ilyas adalah tokoh jurnalis dan merupakan wartawan senior yang cukup sukses. Pertanyaan Karni, di Indonesia Lawyer Club, seperti kerap saya lihat, selalu sedikit dan pendek. Ia tampak membiarkan dan memberi peluang pada narasumber untuk mengungkapkan semua jawaban dan penjelasan secara utuh. Dan lengkap.
Banyak pemirsa, dan teman-teman saya juga, mengatakan mereka sangat menyenangi ILC. Diskusi yang terkadang berlangsung hingga larut malam itu hampir tak pernah sepi dari perdebatan pesertanya. Malah adakalanya terasa panas, sebab ada saja narasumbernya yang beradu argument dengan sangat lantang seperti hendak berkelahi.
Tetapi, ternyata, banyak pula teman-teman saya yang tidak menyukainya. Termasuk saya.
Kekurangan ILC, menurut saya adalah: Karni kerap membiarkan narasumber menjawab atau memberikan penjelasan sesuai skenario yang sudah terlanjur disiapkan dari rumah. Semua isu atau tema berusaha ditarik ke skenario itu. Misalnya; saat bicara HAM, jawaban narasumber malah soal agama. Saat bicara ekonomi, jawabanya malah soal ulama.
Sama seperti Najwa, Karni juga pernah disorot dan ramai diperbincangkan. Ini terjadi setelah Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU DIY mengeluarkan fatwa haram menonton tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC).
PWNU DIY menilai acara ILC Â sarat provokasi dan mencemarkan nama baik.
Fatwa haram itu dikeluarkan PWNU DIY hanya beberapa hari usai Mahfud MD, sosok yang tak jadi mendampingi Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil presiden, berkisah di acara Indonesia Lawyers Club.