Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kian Banyak Pemimpin Melawan "Rasionalitas" Publik, Benarkah ini Dosa dalam Politik?

21 November 2018   14:22 Diperbarui: 21 November 2018   14:51 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagian besar rakyat Argentina masih trauma atas krisis ekonomi terburuk pada tahun 2001 yang membuat jutaan orang menjadi miskin akibat langkah-langkah penghematan yang dipersyaratkan IMF(lembaga peminjaman internasional). Saat itu, utang besar senilai USD 100 miliar memang sedang membelit negara Amerika latin itu.

Itulah sebabnya, selama bertahun-tahun - setidaknya hingga 2018, Argentina terus mencoba menghindari IMF. Namun, setelah 16 tahun, tepat pada Mei 2018, Argentina akhirnya menyerah. Negara itu kembali mengetuk pintu IMF untuk meminta bantuan keuangan sebesar USD 57,1 miliar - yang menurut rencana akan diterima Argentina selama tiga tahun ke depan. "Ini adalah pinjaman terbesar dalam sejarah IMF," kata salah satu direktur IMF, Christine Lagarde.

Pinjaman pertama senilai USD 15 milyar telah diterima termasuk komitmen Argentina untuk menjaga defisit nol selama 2019. Pinjaman itu cair di tengah aksi ribuan warga Argentina yang bergabung dalam mogok nasional untuk memprotes krisis ekonomi dan langkah-langkah penghematan yang diambil Mauricio Mac.

Presiden Argentina, Mauricio Macri, benar-benar di persimpangan jalan - sebelum akhirnya ia menyerah. Terus menghindari IMF sama artinya membiarkan ekonomi Argentina kian buruk. Meminta pertolongan IMF, ia seperti memilih melawan "rasionalitas" publik.

Di tempat yang  lain, Imran Khan, mantan kapten kriket dan filantropis, juga serupa dengan Mauricio Macri. Ia kini juga lagi di persimpangan jalan yang sama; memilih ke mana untuk tidak membuat ekonomi Pakistan kian ambruk.

Imran ternyata memilih terbang ke Arab Saudi. Imran mendapat janji pinjaman sebesar USD 6 miliar. Ia Lalu ke IMF minta dana bail-out USD 12 miliar. Tetapi IMF minta banyak persyaratan.

Sebenarnya, tawaran Saudi untuk memberikan pinjaman USD 6 miliar untuk meringankan beban kesulitan keuangan Pakistan sempat ditolak Pakistan. Tetapi lalu diterima. Apa yang membuat Pakistan akhirnya memilih menerima pinjaman Saudi?

"Ada perubahan dalam politik. Jelas Arab Saudi membutuhkan dukungan. Saya pikir situasinya telah berubah," ucap Menteri Informasi Pakistan Fawan Chaudry.

Mauricio Macri dan Imran adalah kisah berbeda (tempat, situasi, dan kondisi), namun ada kemiripan diantara keduanya. Mereka, kata banyak orang - seperti juga dituliskan di kamus-kamus politik, adalah contoh kecil praktik politik yang melawan "rasionalitas" publik, yang plin-plan dan tidak konsisten.

Hidup di dunia nyata, apalagi dalam dunia politik, memang penuh dengan pilihan-pihan yang kadang-kadang kerap bertentangan satu dengan yang lainnya. Banyak pihak mengatakan bahwa memeluk sikap konsisten, tetap loyal pada pikiran yang pernah dibuat dan tidak berubah-ubah itu sangat perlu. Tetapi, memeluk dua atau lebih pandangan dan sikap yang saling bertentangan karena keadaan (kadang-kadang) juga sama perlunya.

Beberapa kalangan (termasuk beberapa teman saya) mengatakan bahwa menjadi inkonsisten atau tidak konsisten telah menjadi sesuatu yang mirip atau disebut "dosa" dalam praktek berpolitik (dan dalam hidup?). Sikap yang 'berubah-ubah' atau menjilat ludah yang sudah dikeluarkan bisa menjadi tuduhan yang mungkin akan bisa membuat pemimpin menjadi tidak popular. Tuduhan "tidak memihak rakyat" adalah tuduhan yang mungkin akan sangat menakutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun