Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebijakan Fiskal di Indonesia

24 September 2025   21:07 Diperbarui: 24 September 2025   21:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebijakan fiskal: skrinsyut 

Artikel 2

Praktik Kebijakan Fiskal di Indonesia: Dari Orde Lama hingga Reformasi

Kalau di artikel pertama kita membahas teori dan instrumen kebijakan fiskal, kali ini kita turunkan pembahasan ke bumi: bagaimana praktik kebijakan fiskal dijalankan di Indonesia. Sebab belajar teori tanpa melihat kenyataan ibarat belajar berenang hanya dengan membaca buku---kita tahu konsepnya, tapi tidak tahu rasanya kalau kaki menyentuh air.

Indonesia, dengan sejarah politik dan ekonominya yang penuh dinamika, memberikan banyak contoh menarik. Dari inflasi gila-gilaan di era Orde Lama, disiplin fiskal ketat di Orde Baru, hingga keterbukaan dan reformasi pasca-1998, kebijakan fiskal kita seperti cermin perjalanan bangsa. Mari kita telusuri satu per satu.

Orde Lama: Antara Ambisi dan Inflasi

Pada masa Presiden Soekarno, terutama setelah Dekrit Presiden 1959, orientasi kebijakan ekonomi lebih banyak pada politik. Soekarno mendorong pembangunan besar-besaran dengan jargon "Berdikari" (berdiri di atas kaki sendiri).

Masalahnya, penerimaan negara tidak sebanding dengan belanja. Pemerintah mencetak uang untuk menutup defisit. Hasilnya adalah inflasi yang luar biasa tinggi, bahkan pernah mencapai lebih dari 600% pada pertengahan 1960-an.

Bagi mahasiswa, ini contoh klasik bahwa kebijakan fiskal tidak bisa dilepaskan dari disiplin moneter. Cetak uang sembarangan mungkin terasa mudah, tapi konsekuensinya rakyat kecil yang paling menderita karena harga kebutuhan pokok melambung.

Orde Baru: Disiplin Fiskal dan 3% Defisit

Setelah kejatuhan Orde Lama, Soeharto mengambil pendekatan berbeda. Bersama tim ekonomi yang dikenal sebagai "Mafia Berkeley", Orde Baru menerapkan disiplin fiskal ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun