Siang itu, Jakarta terasa biasa saja, tapi di Korean Cultural Center Indonesia, suasananya luar biasa. Hall multifungsi di lantai 17 Equity Tower dipenuhi pengunjung yang antusias menunggu acara unik: pemutaran film pertunjukan "Eun Gyeol Lee: The Illusion Masterpiece" dilanjutkan magic show oleh Winson Magician alias Kak Teby Winson. Pukul 13.40, lampu diredupkan, layar menyala, dan semua mata terpaku.
Menyelami Dunia Ilusi bersama Lee Eun-gyeol
Film yang diputar bukan film biasa; ini adalah rekaman pertunjukan spektakuler Lee Eun-gyeol, pesulap Korea kelas dunia yang sudah memenangi berbagai penghargaan internasional. Begitu layar menampilkan adegan pembuka---panggung penuh cahaya dan musik dramatis---saya tahu ini akan jadi pengalaman berbeda.
Ada momen ketika meja melayang seolah punya sayap, kain merah menjelma menjadi burung, dan siluet tangan berubah jadi cerita kehidupan.
Lee Eun-gyeol tidak hanya bermain dengan trik mata; ia meramu cerita, mengajak kita merasakan makna di balik setiap ilusi. Seperti di segmen "Finger Ballet", ketika jari-jarinya menari di udara menciptakan bayangan berbentuk manusia, seolah ingin berkata bahwa magis itu sederhana, jika kita mau percaya. Bagi saya, itu keindahan sulap sejati: bukan trik, tapi seni.
Momen puncaknya membuat saya terdiam: seorang anak kecil melayang di atas roket, seperti sedang terbang menembus langit. Latar musik yang dramatis membuat adegan itu terasa penuh makna---bukan sekadar trik, tapi gambaran tentang mimpi dan kebebasan.
Film berakhir pukul 15.00, namun petualangan belum selesai.
Film berakhir pukul 15.00, namun petualangan belum selesai. Saat layar menutup, musik berubah ceria. Panggung bersih, hanya ada kotak hitam, kain merah, dan satu figur yang melangkah ke depan dengan percaya diri. Jas hitam berkilau, headset mic, dan senyum yang langsung mencairkan suasana. Dialah Kak Teby Winson, bintang sore ini.
Winson Magicis melangkah ke panggung sambil membawa energi positif yang langsung menular ke semua orang. Dengan gaya interaktif dan humor segar, ia membuat suasana hall pecah oleh tawa dan tepuk tangan. Kak Teby memperkenalkan diri dan ternyata usianya pun masih cukup muda.
Pertunjukan dimulai dengan truk kain dan sapu tangan warna merah kuning yang tampaknya biasa tetapi memerlukan kecepatan tangan untuk mengalahkan mata penonton. Lalu ada juga truk memakai gelang gelang yang sudah sering kita saksikan di pertunjukan sulap.
Namun yang paling menarik adalah trik klasik tapi memukau: meja melayang. Kak Teby mengajak seorang penonton untuk bermain bersama dan menutup sebuah meja dengan kain merah, mengangkatnya, dan perlahan meja itu terangkat tinggi, melayang seperti punya nyawa. Penonton bersorak, beberapa bahkan merekam dengan ponsel, tak percaya apa yang mereka lihat.
Lalu tibalah momen paling mendebarkan: sesi partisipasi penonton.
Tebak Hadiah: Rp2.000 yang Mengocok Perut
"Siap bersenang-senang?" serunya. Pertunjukan dilanjutkan dengan game tebak hadiah. Seorang pemuda yang duduk di sebelah saya mengangkat tangan untuk ikut quiz, memilih satu kartu dari lima kartu yang di belakangnya tertulis hadiah uang. Ada uang 100 USD, 100 SGD dan juga Taiwan Dollar, wah asyik juga. Pemuda itu memilih no 3 dan kami menahan napas ketika Kak Teby membuka satu per satu kartunya.
"Selamat! Kamu dapat hadiah... Rp2.000!" kata Kak Teby dramatis. Ruangan langsung pecah oleh tawa, apalagi ketika Kak Teby menunjukkan kartu lain yang belum dibuka: ada yang tertulis 100 USD dan mata uang asing lainnya dalam nominal pujian besar. Pemuda itu tersenyum sambil menerima hadiah uang 2000 rupiah tadi . Momen ini jadi pembuka yang sempurna---humor, kejutan, dan sedikit rasa penasaran: apa lagi setelah ini?
Balon Kuning dan Pisau Tajam
Setelah gelak tawa, suasana mendadak tegang. "Sekarang kita coba sesuatu yang lebih menantang," ujar Kak Teby sambil mengajak dua penonton naik panggung.
Saya mengacungkan tangan dan kemudian bersama seorang gadis muda naik panggung. Di depan semua orang, balon kuning ditempatkan di atas kepala, satu lagi di antara kaki. Mata Mata Kak Teby ditutup kain hitam rapat-rapat. Ia mengangkat pisau tajam, lalu mulai bergerak. Dor! Balon di kepala pecah. Sebelum saya sempat bernapas lega, balon di kaki juga meletus. Penonton bersorak antara kagum dan ngeri. Saya? Jantung masih berdebar kencang, tapi rasa lega bercampur bangga karena bisa ikut jadi bagian dari trik gila ini. Dan tentu saja setelah itu mendapat hadiah uang tunai. Nilainya tebak sendiri yah!
Game Silang-Bulatan dan Kejutan di Baliknya
Suasana kembali ringan dengan permainan silang-bulatan (mirip tic-tac-toe). Kak Teby memanggil tiga perempuan ke panggung. Aturannya sederhana: siapa bisa membuat garis diagonal, horizontal, atau vertikal lebih dulu, dia menang. Semua fokus ke papan permainan, bersorak tiap kali satu tanda ditempatkan. Kalau bisa menang mereka bertiga akan mendapat hadiah 100 USD. Namun permainan ternyata berakhir imbang
Tapi sulap selalu punya rahasia. Setelah permainan selesai, papan penuh tanda silang dan bulatan itu dibalik---dan muncullah gambar poster acara "The Illusion Masterpiece". Penonton langsung bersorak kagum. Dari permainan biasa jadi trik yang tidak biasa.
Cerita Inspiratif dari Kak Teby
Di sela-sela aksi, Kak Teby berbagi cerita tentang perjalanannya sebagai pesulap. Ia pernah beberapa kali ke Korea untuk mengikuti lomba sulap, bahkan mendapat juara 3 di salah satu kompetisi. Cerita itu membuat saya sadar, sulap bukan hanya soal trik, tapi juga kerja keras, dedikasi, dan seni.
Penutup Penuh
Dari film yang membawa kita ke dunia imajinasi hingga pertunjukan sulap yang bikin jantung berdebar dan perut tergelitik, sore ini lengkap dengan hiburan, kejutan, dan inspirasi.
Ketika saya melangkah keluar dari hall, sisa-sisa confetti masih menempel di sepatu. Saya tersenyum. Ilusi mungkin cuma permainan mata, tapi hari ini, magisnya nyata---di tawa, di rasa lega, dan di cerita yang akan saya kenang lama
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI