Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kesalahan yang Sering Dilakukan Mahasiswa Gara-Gara Gadget

27 Mei 2023   08:43 Diperbarui: 27 Mei 2023   08:44 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Google Translate:  Screensyut

Ada beberapa mata kuliah yang saya ampu di kampus seperti Manajemen Keuangan, Statistika dan juga Bahasa Inggris.  Namun yang paling menyenangkan adalah mengajar Bahasa Inggris karena suasana di kelas baik secara tatap muka maupun daring terasa lebih santai  dan cair dibandingkan dengan mata kuliah yang lebih berat dan serius seperti Hukum Bisnis atau bahkan Pendidikan Anti Korupsi.

Bahasa Inggris sebenarnya sekarang ini bukan lagi mata kuliah yang sulit karena mahasiswa pun dapat belajar sendiri alias self-study melalui berbagai wahana di dunia maya. Kalau di zaman dulu, kita belajar langsung melalui guru dan kemudian harus mengikuti bagaimana mengucapkan suatu kata atau frasa dengan benar melalui kode-kode fonetik, atau bahkan terus berlatih melalui kaset atau video, sekarang dengan kemajuan teknologi, semua hal ini bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Akan tetapi belajar bahasa tentu saja harus banyak berlatih dan praktik.  Baik berbicara, mendengarkan, tata bahasa, apalagi kalau sampai menulis atau menerjemahkan.  Semuanya bukan hal yang mudah dan didapat dengan santai dan malas-malasan.  Karena itu salah satu metode agar mahasiswa berani berkomunikasi dalam Bahasa Inggris adalah dengan membiasakan selalu menggunakan bahasa ini dalam komunikasi di dalam kelas dan juga dii luar kelas. 

Salah satu bentuk komunikasi antara dosen dengan mahasiswa adalah melalui media sosial atau email. Kalau dulu tugas-tugas harus dikerjakan dan kemudian dikumpulkan secara manual melalui kertas dan tulisan. Kini kertas dan tulisan bisa saja difoto dan kemudian hasilnya dikirim baik melalui whats up atau email.  Dengan demikian mahasiswa akan terbiasa berkomunikasi baik secara tulisan maupun verbal.

Untuk melatih menulis, saya juga terkadang memberikan tugas untuk menerjemahkan beberapa paragraf dari suatu buku atau pun artikel.  Baik dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya.   Namun dengan kemajuan teknologi, banyak mahasiswa yang melakukannya dengan jalan pintas. Menerjemahkan dengan bantuan mesin atau google translator yang saat ini dengan mudah ditemukan baik di gadjet maupun laptop.   Walau makin lama makin bagus dan mulus, tetap saja aroma mesin dapat dibaca dan terkadang masih banyak terjemahan yang salah karena perbedaan nuansa dan kaidah antara bahasa sumber dan bahasa tujuan yang berbeda. 

Salah satu kata yang paling sering disalahgunakan adalah kata mengumpulkan yang diterjemahkan menjadi collect.  Kalau hanya melihat  dalam kamus, kata mengumpulkan memang memiliki padanan kata to collect, tetapi kalau sudah dalam kalimat tentunya kata mengumpulkan ini bisa diterjemahkan dalam beberapa kata yang harus disesuaikan dengan konteksnya. Kalau tidak bisa kurang tepat dan bahkan kadang-kadang bermakna sebaliknya.

Kata mengumpulkan tugas atau PR (Pekerjaan Rumah) ini sebenarnya berasal dari kebiasaan waktu di sekolah dulu ketika tugas dikumpulkan menjadi satu tumpuk di hadapan meja  guru.  Secara harfiah kata mengumpulkan sendiri adalah membawa sesuatu dan menyatukannya dengan yang lain(benda yang sama) agar menjadi satu di tempat yang sama.   Nah kata ini tentunya tidak relevan lagi bila tugas itu dikirim melalui media elektronik seperti what's up atau email. Karena dalam kasus ini, mahasiswa sama sekali tidak mengumpulkan tugas bersama dengan teman-temannya melainkan mengirimkan langsung ke dosen secara sendiri-sendiri.

" My name is xxxxxxx Class xxxxxx,  I want to collect my assignment from last week lecture,"   Ini adalah kata pengantar yang paling sering saya dapatkan ketika mahasiswa mengirimkan tugas melalui email atau what's up.    Dan setiap kali pula saya kemudian menjawab bahwa lebih baik menggunkan kata submit jika ingin mengumpulkan tugas melalui email.   "Please be advised not to use collect, use submit instead," demikian biasanya jawaban saya secara singkat sebagai koreksi.   Nah ternyata kejadian ini selalu berulang dalam setiap angkatan.

Karena penasaran saya langsung mencari penyebabnya atau istilah kerennya root cause.  Saya membuka aplikasi Google Translate  dan memasukan kata : "Pak, Saya ingin mengumpulkan tugas saya".  Dengan Ajaib langsung keluar terjemahan : "Sir, I want to collect my assignment."

Walau sepintas tidak ada yang salah bila kita menerjemahkannya kata per kata. Tetapi secara naluri saya melihat ada sesuatu yang kurang pas dalam kalimat di atas.  Kalau mahasiswa berkata seperti di atas, menurut hemat saya dia bahkan meminta atau menagih tugas yang sudah diberikan kepada saya. Sama seperti seseorang yang meminta sesuatu yang sudah menjadi haknya. Misalnya saja ketika tugas sudah dikumpulkan dan dikoreksi serta diberi nilai maka mahasiswa meminta kembali tugas tersebut.  Jadi mirip dengan menagih yang langsung mengingatkan saya akan pekerjaan atau kata debt collector. Kata Debt Collector sendiri tentu saja tidak bisa diterjemahkan dengan Pengumpul Hutang tetapi lebih tepat dengan Penagih hutang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun