Sebagaimana diketahui bahwa G20 Summit 2022 akan diadakan di Indonesia dengan acara puncak di Bali pada November 2022. Â Sehubungan dengan itu, ada baiknya kita mengetahui lebih banyak tentang G20 ini. Misalnya apakah anggotanya ada 20 negara?Â
Nah untuk menjawab pertanyaan di atas, yuk kita bahas mengenai G20 dan juga sekilas penyelenggaraan KTT G20, 2022 di Indonesia. Berikut 6 Fakta mengenai G20:
1. Anggotanya 19 Negara Plus 1
G20 merupakan kerja sama multilateral antar negara-negara dengan perekonomian yang relatif besar di dunia. Â Di sebut G20 karena beranggotakan 19 negara plus 1 kumpulan negara yaitu, Uni Eropa. Uniknya ada beberapa anggota Uni Eropa yang juga langsung menjadi anggota G20.
Anggota G20 adalah Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Brasil, Argentina, Jerman, Perancis, Inggris, Italia, Rusia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Turki, Arab Saudi, Australia, Afrika selatan, dan Uni Eropa.
G 20 juga  merupakan kerja sama yang penting di dunia karena mencakup sekitar 2/3 penduduk dunia dan secara kolektif menguasai 75 persen perdagangan dunia yang mencakup 80% Produk Domestik Bruto di dunia.
2.Pemimpin G20
Kepemimpinan G20 ternyata tidak tetap melainkan bergilir di antara anggotanya. Sejak akhir 2021 lalu, Indonesia ditunjuk menjadi pemimpin G20 sehingga disebut sebagai Presiden G20. Masa kepemimpinan ini akan berakhir pada 2022 nanti ketika summit yang akan diadakan di Bali. Â Selain itu G20 juga tidak mempunyai sekretariat tetap melainkan diatur berdasarkan Troika atau tiga tempat yaitu presidensi sekarang dan presidensi sebelum dan sesudahnya. Sebagai contoh untuk saat ini Troika G20 dipegang oleh Indonesia sebagai presiden saat ini bersama dengan Italia dan India. Kata troika sendiri berasal dari bahasa Rusia yang berarti tiga serangkai
3. Didirikan Sejak 1999
G20 didirikan dengan inisiatif dari G7 yang merupakan kumpulan 7 negara industri pada 1999. Tujuh negara itu adalah Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Jepang. Â Dengan membentuk G20 mereka juga merangkul bukan hanya negara industri maju, melainkan juga negara berkembang dengan potensi ekonomi dan produk domestik bruto yang besar.Â