Oleh : Taufik Hidayat
Program vaksinasi Covid-19 secara nasional dimulai hari Rabu tanggal 13 Januari 2021. Suntikan vaksin pertama diberikan kepada Presiden Jokowi, dilanjutkan dengan beberapa tokoh masyarakat dan artis. Ini merupakan momen yang sangat penting dari program vaksinasi Covid-19.
Mengapa sangat penting?
Apabila vaksinasi itu berhasil dengan baik, insya Allah sebagian besar masyarakat Indonesia akan mengikuti program vaksinasi ini secara sukarela, tanpa dipaksa. Bahkan bisa jadi berbondong-bondong dan saling berebut minta divaksin. Berita bahwa vaksinasi itu wajib hukumnya, tidaklah menjadi persoalan yang menakutkan lagi.
Kok, sebagian besar? Apakah masih ada yang akan tetap menolak?
Ya, secara umum 'kan berlaku rumus, tidak ada sesuatu pun di muka bumi ini yang semua orang bisa sepakat. Tentu ada pro dan kontra. Demikian juga halnya dengan program vaksinasi ini.
Berikut ini berbagai alasan penolakan yang muncul.
Pertama, terkait langsung dengan vaksinasi Presiden Jokowi. Apakah benar vaksin yang diberikan itu asli?
"Sertifikasi halal MUI sudah. Izin BPOM clear. Presiden RI Jokowi divaksin Covid-19, hari ini. Para kepala daerah akan melakukan hal yang sama. Tenaga kesehatan menyusul sebagai priotitas pertama. Tinggal rakyat tunggu giliran. Lalu, apa lagi dalihnya ...." tulis sahabatku, seorang ulama dan pengurus daerah dari sebuah ormas besar Islam Indonesia di FB-nya.
"Bagaimana cara membuktikan kalau yang divaksin pada Jokowi itu memang Sinovac asal China?" seseorang menanggapi.
"Wah, ini sulit deh ...."