Mohon tunggu...
taufik hidayat
taufik hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis politik dan penggiat pendidikan

Pernah menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin periode 1997-1999, 1999-2004 dan ketua DPRD Kota Banjarmasin periode 2004-2009. Sekarang aktif sebagai ketua BPPMNU (Badan Pelaksana Pendidikan Ma'arif NU) Kota Banjarmasin dan ketua Yayasan Pendidikan Islam SMIP 1946 Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Puisi + Menulis Artikel

22 Oktober 2020   12:55 Diperbarui: 22 Oktober 2020   13:00 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oleh Taufik Hidayat

Menulis puisi jelas berbeda dengan dengan menulis artikel. Karena puisi dan artikel itu memang berbeda. Namun, bukan berarti tidak bisa bersama dan tidak ada hubungannya. Hehe

Menurut KBBI puisi adalah: 1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, dan 2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus

Sedang artikel adalah karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dl majalah, surat kabar, dan sebagainya. Memang masih ada pengertian lain, tetapi tidak relevan dalam pembicaraan kita ini.

Dalam tulisanku sebelumnya yang berjudul "Menulis Puisi Lagi, Dunia lama Kembali", aku telah berjanji akan menuliskan tentang bagaimana aku mendapatkan pelajaran baru, bahwa menulis puisi bisa dilanjutkan dengan menulis artikel. Dari satu puisi yang dibuat, insya Allah bisa dilahirkan satu atau lebih artikel lanjutannya.

Dulu sewaktu masih muda, sekitar 40 tahun yang lalu, aku  menulis puisi, ya, menulis puisi saja. Tidak terpikirkan sama sekali membuat artikel terkait puisi itu. Selesai membuat puisi, ya sudahlah, itulah hasil akhir tulisanku.

Kini, ketika usia sudah mulai tua, saat mulai aktif terlibat di SPI (Senandung Pensyair Indonesia), aku mendapatkan pelajaran yang berbeda. Menulis puisi, ternyata bisa dilanjutkan dengan menulis artikelnya. Demikian juga sebaliknya.

Bisa jadi karena aku menulis  puisi dengan isi yang berbeda. Dulu, karena masih muda, tentu aku banyak menulis puisi penuh rasa  jiwa muda, ya romantisme anak mudalah istilahnya.

Kini, aku menulis puisi ekspresi kondisi aktual yang terjadi. Sederhananya, puisi yang kubuat sekarang, bisa jadi akan banyak berisi kritik sosial. Ada proses pengumpulan bahan dan lain-lain, yang hampir tidak beda dengan penulisan artikel.

Jadi, ketika akan membuat puisi, setelah dapat ide, terus kumpulin bahan, buat pokok-pokok pikiran, rumuskan alur, baru dituliskan. Edit, masukkan unsur rasa, permanis kata-kata, supaya enak dilihat dan dibaca. Ya, jadi hampir tak ada beda dengan penulisan artikel. Maka, sekalian saja, bikin puisi, bikin pula artikelnya. Sekali  mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Hehe

Nah, ketika ikut even penulisan puisi dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, yang diadakan oleh grup facebook literasi perpuisian SPI atau Senandung Pensyair Indonesia itu, aku membuat puisi berikut ini. Puisi yang diciptakan dengan susah payah, karena aku sudah jarang menulis puisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun