Mohon tunggu...
Taufik Hidayat
Taufik Hidayat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kredit Macet, Bank Bisa Hancur

26 Mei 2015   16:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kredit macet merupakan suatu fenomena yang bisa saja mengakibatkan sebuah bank menjadi kritis atau bahkan hancur. Kredit macet ini terjadi karena debitur (orang yang mengambil kredit) tidak bisa memenuhi kewajibannya dalam membayar angsuran yang telah ditetapkan sehingga system pembayaran menjadi tersendat atau bahkan berhenti.

Kredit macet ini menjadi fenomena yang sangat ditakutkan oleh seluruh lembaga keuangan karena dalam menjaga kestabilan system pembayaran seharusnya lembaga keuangan itu setiap waktu harus menyediakan sejumlah dana untuk keperluan mendadak. Misalnya, suatu deposan menarik dana dengan nominal yang cukup besar akan tetapi bank tidak bisa memenuhi kebutuhan akan deposan tersebut karena banyak debitur yang mengalami gagal bayar atau kredit macet. Dan pada akhirnya pun banyak deposan yang kehilangan kepercayaan terhadap lembaga keuangan dan enggan untuk menyimpan dananya di bank.

Dengan pemaparan diatas jika terjadi terus menerus maka bank tersebut akan mengalami kekeringan likuiditas. Jika hal itu sudah terjadi maka yang pertamanya bank tersebut hanya mengalami kredit macet akan menular kepada kekeringan likuiditas. Keringnya likuiditas ini mengakibatkan system perbankan mengalami terhambat. Produk-produk dan layanan jasa yang ditawarkan bank akan menjadi tidak berarti dan tidak laku serta minim digunakan oleh masyarakat.

Seandainya suatu bank mengalami kekeringan likuiditas biasanya bank tersebut mengambil kebijakan untuk meningkatkan suku bunganya supaya deposan bersedia dan berlomba-lomba untuk menaruh sejumlah dananya di bank. Hal tersebut mungkin bisa mengatasi kekeringan likuiditas. Akan tetapi, jika trush (kepercayaan) masyarakat sudah menurun terhadap bank maka kebijakan tersebut akan tidak berarti. Karena bukan hanya tingkat suku bunga saja yang menjadi pedoman deposan untuk menyimpan dananya di bank. Kepercayaan terhadap bank juga sangat penting untuk menarik deposan.

Dengan kondisi seperti itu membuat bank mengalami kerugian. Seperti yang diketahui bahwa bank mempunyai biaya pengeluaran yang tetap untuk kegiatan perbankan. Seperti, membayar karyawannya, membayar air, listrik, sewa dan lain-lainnya. Sehingga membuat kondisi keuangan bank menjadi kollaps. Biasanya untuk meminimalisir pengeluarannya, bank akan mengurangi karyawannya sehingga berujung pada PHK.

Kejadian diatas pernah terjadi pada bank-bank besar di dunia. Banyak bank-bank yang hancur atau bahkan gulung tikar gara-gara kredit macet. Kredit macet yang paling terkenal ialah kredit macet terhadap rumah. Hal ini pernah terjadi pada Negara Amerika Serikat. Dimana pada saat itu terjadi suatu krisis yang menyebabkan awal dari krisis global tahun 2008.

Awalnya, Pada saat itu masyarakat berbondong-bondong untuk mengkredit rumah karena waktu itu tingkat suku bunga sangatlah rendah sehingga mengundang kebanjiran kredit pada lembaga keuangan.Akhirnya krisispun tidak dapat terhindari. Krisis tersebut terjadi karena gagal bayar yang dilakukan oleh debitur terhadap lembaga keuangan. Sehingga banyak rumah debitur disita oleh bank. Disaat rumah tersebut dijual kembali oleh pihak bank. Namun, rumah tersebut banyak yang tidak laku karena pada saat itu juga banyak masyarakat yang kehilangan akan pekerjaannya. Sehingga tidak mampu untuk membeli rumah tersebut meskipun harga rumah dijual dengan harga yang sangat murah.

Peran pasar keuangan di Amerika Serikat sangatlah dominan pada perekonomian dinegara tersebut. Sehingga jika kondisi pasar keuangan sudah mengalami pemerosotan yang luar biasa maka akan berdampak pada sector riil. Misalnya, angka pengangguran meningkat, jumlah PDB menurun, pendapatan per kapita menurun, inflasi meningkat signifikan dan lain-lainnya.

Perusahaan jasa keuangan yang paling terkenal yang mengalami kebangkrutan adalah Lehman Brothers. Perusahaan ini sangatlah jaya dalam menjalankan bisnisnya dan memiliki cabang yang banyak diberbagai Negara. Akan tetapi perusahaan ini mengalami kebangkrutan setelah terimbas krisis financial yang ada di Amerika Serikat. Perusahaan ini pun bangkrut setelah ratusan tahun menjalankan bisnisnya.

Pemaparan diatas menyimpulkan bahwa kondisi lembaga keuangan sangatlah dominan peranannya dalam perekonomian suatu negara. Diperlukan manajemen yang baik untuk mengatasi atau bahkn meminimalisir kejadian yang tidak direncanakan seperti kredit macet yang merupakan salah satu fenomena yang sudah terjadi di Amerika Serikat.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun