Mohon tunggu...
Taufik Aulia Rahmat
Taufik Aulia Rahmat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Asisten Peneliti LAPAN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Sudah Bergerak, Birokrasi.. Ayo Bertindak

7 Agustus 2012   15:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tulisan ini adalah tulisan rekan saya, Hanifah Fitri Izzati, Sekretaris Departemen Kebijakan Publik BEM FT KM Undip, yang tahun ini juga mengikuti dan berjuang di PIMNAS 25 Yogyakarta. Tulisan ini cukup santun untuk memberi masukan bagi kita semua, civitas akademika Diponegoro, terlebih birokrasi. Ada baiknya jika kita telaah secara mendalam pesan dari tulisan ini. “ Mahasiswa sudah bergerak, Birokrasi.. ayo bertindak,,” UNDIP JUARA PIMNAS di 2013.. Menciptakan perguruan tinggi yang berprestasi dapat dicapai melalui berbagai cara. Tak terkecuali UNDIP. Sebagai salah satu perguruan tinggi dengan tingkat passing grade yang cukup diminati oleh para pelajar lulusan SMA/SMK dan lulusan yang mampu bersaing dengan hebat dilapangan kerja, UNDIP mencoba meledakan partisipasinya dalam berbagai kesempatan untuk menciptakan prestasi demi prestasi. Prestasi dapat diukir melalui peran serta mahaiswa UNDIP dalam berbagai ajang kompetisi bergengsi. Demikian yang terjadi pada perhelatan akbar kegiatan yang diselenggarakan oleh direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI) melalui rangkaian kegiatan PKM (red: Proposal PKM Lolos, Monev dan PIMNAS). PIMNAS, bisa dibilang inilah ajang PRESTIGEnya universitas se-Indonesia baik negeri maupun swasta. Sebuah universitas akan sangat terlihat seberapa KEREN atau bahkan SAMA SEKALI TIDAK KEREN di ajang ini. Pengakuan ini benar-benar terlihat nyata, bagi yang menyaksikan perhelatan ini secara langsung. Lantas apa yang sebenarnya dilakukan oleh UNDIP (red : Birokrasi) dengan ajang yang seKEREN ini. Bisa dibilang UNDIP sangat kehilangan suara saat PIMNAS kemarIn. Dari 17 tim yang berhasil lolos PIMNAS hanya 2 yang mendapat medali. Saat-saat pengumuman pemenang UNDIP begitu terlihat memojok, dibanding dengan suara-suara universitas-universitas lain seperti IPB –dengan jargonnya-IIIII--PPP—BBBB--. Betapa terpojoknya kita, ITS dengan jargonya-CAK-, UGM, UB,,,,hhhzzzzz. Semakin iri dengan serunya mereka, sedangkan kita masih bingung harus mengumandangkan apa. Inilah kita =, inilah UNDIP, dengan 17 tim belum bisa terdengar suaranya. Tetangga kita UNNES  juga tidak sebegitu serunya, tetapi yang mereka dapatkan jauh lebih banyak, medali maksudnya. Jadi...APA YANG SALAH DENGAN TIM PIMNAS UNDIP? usulan-usulan programnya yang kurang berebobot? performa tim?  atau justru terletak pada birokrasinya? Pertanyaan pertama dan kedua sepertinya sudah tidak perlu dipertanyakan  lagi, karena fakta dan realita sudah mengungkapkannya. Nyatanya, program-program yang diusulkan hampir setiap tim nya mampu menarik perhatian media massa dan diakui oleh banyak pihak serta kalangan yang pasti. Percaya nggak percaya? Buktikan saja di web browser masing-masing. Lagipula tidak ada yang salah dari sebuah ide, semua dalah hasil dari sebuah proses pemikiran yang luar biasa, sebuah proses yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya, dan bahkan akan membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya. Lantas bagaimana dengan birokrasi? Apa yang sudah mereka lakukan , sampai UNDIP harus dikesampingkan. Apakah tidak ada persiapan sebelum PIMNAS?. Inilah pertanyaan yang harus kita jawab. Apakah BIROKRASI belum siap untuk MENANG?. Hmm tapi Sepertinya sudah, buktinya dari mulai PKM yang lolos didanai dikti diberikan sosialisai tentang MONEV, saat akan PIMNAS diberikan karantina di HOTEL MEWAH bagi Tim dan dosen pembimbing, apa lagi yang kurang??. Sayangnya persiapan itu tidak begitu matang, sehingga panah yang sudah terlepas dari busurnya seperti tidak menancap pada tujuan. Birokrasi perlu belajar lebih keras lagi dari universitas-universitas lain, yang sudah terbilang SUKSES di PIMNAS. Tidak hanya berasal dari pendapat sendiri tetapi juga perlu “mencontoh” yang lain, tidak ada salahnya kan, jangan malu untuk belajar, kepada siapa pun dan dimana pun itu, selama itu seuatu yang baik dan dapat memberikan banyak kebaikan, kenapa tidak? Dan sekarang,ayo kembali bersiap! Jangan terlalu banyak pertimbangan untuk sesuatu yang jelas-jelas sudah terlalu sering terjadi. Seperti pangeran diponegoro dengan pengorbanan besarnya untuk sebuah kemenangan. So, ayo buat “DUET ASIK”, antara birokrasi dengan Mahasiswa, AGAR UNDIP BERJAYA DI PIMNAS XXVI. Undip juara PIMNAS di 2013.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun