Mohon tunggu...
Taufik Ikhsan
Taufik Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Ras Manusia

Art-enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perkuliahan yang Menginspirasi

7 April 2016   20:18 Diperbarui: 7 April 2016   20:28 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi: www.itukah.com"][/caption]Beruntungnya jadi seorang dosen, adalah dikelilingi oleh wajah-wajah dan pikiran-pikiran muda nan kreatif. Terasa sekali ketika berdiskusi dengan dosen senior dan berdiskusi dengan mahasiswa. Kalau dengan dosen senior, wawasan akan kebijakan tentang hidup memang lebih terasa luas, banyak pengalaman. Namun, jika diskusi dengan mahasiswa, banyak sekali terobosan diluar batas kewajaran. Artinya, mereka berpikir tanpa batasan, yang tidak mungkin dilakukan jadi terasa mungkin.

Beberapa ide penelitian pun tanpa disadari datang dari obrolan dan tugas para mahasiswa. Dengan sedikit motivasi dan pencarian, saya percaya para mahasiswa dapat menjadi pioner untuk berkembangnya IPTEK. Justru peran dosen saat ini adalah untuk membimbing mereka kepada pencarian hal baru yang bermanfaat, bukan lagi jamannya menuangkan apa yang ada di pikiran dosen masuk ke kepala para mahasiswa.

Sering saya sendiri merasa, ada perkuliahan yang mencerahkan, ada juga yang tidak. Ada perkuliahan yang mencerdaskan, ada juga justru yang membawa pada kemunduran. Jika memang semua bidang ilmu di perguruan tinggi bermanfaat untuk hajat hidup manusia, maka benar apa almarhum Rendra. Kita harus turun kejalan, membuang diktat-diktat perkuliahan, dan bersentuhan dengan masalah sebenarnya di masyarakat.

Mata kuliah harus diarahkan pada penyelesaian masalah nyata yang dialami lingkungan masyarakat. Bukan sebatas membaca referensi-referensi tertulis dalam bentuk buku-buku tebal, atau jurnal yang tambah tahun makin banyak diproduksi perguruan tinggi. Mahasiswa harus dibuat mandiri mencari solusi atas problematika yang terjadi di lingkungan sekitar. Sehingga pada nantinya, masing-masing mereka mampu memberikan inspirasi untuk ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Perkuliahan seharusnya tidak lagi tertulis di atas meja, bergema di dalam kelas, atau terpampang di papan tulis. Perkuliahan adalah terjun di masyarakat, menganalisa masalah, menyusun strategi solusi, dan mengujicobakan solusi untuk kemaslahatan. Hal ini bisa dilakukan, tentu dengan pembiasaan. Dan yang pasti, pun didukung oleh para bapak ibu dosen yang konsisten untuk memperbaiki generasi bangsa.

Belajar dari Program Pekan Kreativitas Mahasiswa yang dilaksanakan tiap tahun oleh Dikti. Banyak mahasiswa di jurusan saya, yang "kaget" budaya menulis dan meneliti. Keikutsertaan mereka di PKM hampir didominasi oleh paksaan bapak dan ibu dosennya. Mau tidak mau, para dosen tidak punya pilihan lain, karena keikutsertaan para mahasiswa pada kegiatan penelitian akan berimbas pada hasil akreditasi program studi.

Hal ini sangat bisa diperbaiki, tentu dengan perbaikan budaya perkuliahan di tiap program studi. Menulis ataupun meneliti bukan hal yang sekali jadi. Disuruh minggu ini dan pekan depan dikumpulkan dengan banyak komentar miring dari reviewer. Menulis dan meneliti sama halnya dengan kaderisasi. Dilakukan secara bertahap, terbimbing, terpantau, dan terevaluasi. Bukan soal bakat, ini hanyalah soal latihan yang konsisten.

Ketika budaya menulis dan meneliti sudah dipupuk dari tingkat awal perkuliahan, maka program studi akan menuai benihnya pada tahun-tahun berikutnya. Poin-poin di bawah ini kiranya dapat membantu untuk meningkatkan budaya menulis di kalangan mahasiswa, dan beberapa sudah dipraktekkan walaupun belum menghasilkan manfaat yang signifikan.

  1. Memulai tugas menulis untuk mahasiswa tentang problem yang sederhana dan faktual, dan merancang solusi untuk problem terpilih
  2. Membiasakan mahasiswa untuk berkonsultasi topik dan solusi sebelum waktunya presentasi
  3. Mewajibkan adanya data yang faktual untuk mendukung problem atau solusi
  4. memberikan kesempatan atau fasilitas untuk mahasiswa merealisasikan gagasannya
  5. Membuat Community of Inquiry (CoI), seperti metode Socrates, yang memfasilitasi minat mahasiswa terhadap sub bidang ilmu program studi
  6. Mengaktifkan majalah dinding (mading) dengan tulisan mahasiswa, bisa artikel, opini, ataupun usulan penelitian
  7. Memberikan ruang gerak komunitas bakat untuk berkarya di depan publik
  8. Memberikan tempat (ruang kreatif) untuk komunitas saling berkumpul, dan
  9. Memberikan apresiasi untuk segala aktivitas mahasiswa

Beberapa manfaat sudah dirasakan penulis, seperti mahasiswa yang lebih serius mengerjakan tugas, hingga mereka yang berkonsultasi tentang masalah dalam mini risetnya. Walaupun sedikit, namun perubahannya sudah sangat membuat dosen begitu bahagia.

Perkuliahan bisa sangat menginspirasi, asalkan disiapkan dengan baik. Penulis memandang bahwa mahasiswa adalah gudang ide dengan segala potensi yang perlu dibentuk. Kewajiban dosenlah untuk memicu dan membentuk potensi itu, dan menjadikan mahasiswa sebagai inspirasi bagi masyarakatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun